Penakluk Taufik Hidayat, Bao Chunlai Akui Punya Hubungan Terselubung dengan Lin Dan

Senin, 28 Februari 2022 20:49 WIB
Penulis: Henrikus Ezra Rahardi | Editor: Isman Fadil
© Visual China Group via Getty Images
Taufik Hidayat (Indonesia) dan Lin Dan (China). Copyright: © Visual China Group via Getty Images
Taufik Hidayat (Indonesia) dan Lin Dan (China).

INDOSPORT.COM – Mantan pemain tunggal putra Cina, Bao Chunlai, membuka tabir mengenai hubungannya dengan salah satu pemain bulutangkis top dunia, Lin Dan.

Eks pemain tunggal putra Cina, Bao Chunlai, baru-baru ini buka suara mengenai hubungannya dengan pemain bulutangkis top dunia, Lin Dan.

Meskipun keduanya berada di tim yang sama, performa Lin Dan jauh melampaui Bao Chunlai dengan serangkaian gelar yang diraih.

Keduanya sempat bergabung ke tim kedua dari tim nasional Bulutangkis Cina, tetapi Lin Dan lebih dulu masuk ke tim utama.

Kendati demikian, dilansir dari Sports. Sina, Bao Chunlai mengaku bahwa Lin Dan memang memiliki fokus yang berlebih dalam olahraga bulutangkis.

“Saya kira Lin Dan orang yang cukup baik dan jika dibandingkan dengan performanya di bulutangkis, dia memiliki sisi personal yang spesial, sehingga dia cukup sulit untuk diatur,” ujar Bao.

“Lin Dan cukup stabil dalam pemikiran, jika seseorang lebih unggul dari Anda, kemungkinan itu Lin Dan,” imbuhnya.

Selanjutnya, Bao Chunlai kemudian membuka bagaimana hubungannya dan Lin Dan di dalam tim nasional.

Menurut pebulutangkis yang sempat menaklukkan legenda Indonesia, Taufik Hidayat ini, dirinya dan Lin Dan cukup dekat dan kerap menghabiskan waktu bersama.

“Secara umum kami bermain bersama, makan, membeli barang, kemudian kembali ke tempat penginapan,” ujar Bao.

“Mendengarkan lagu, menonton film, dan melakukan banyak hal lain. Secara umum hubungan kami bagus dan faktanya memang cukup baik dan ada emosi yang terjalin. Meskipun kami lawan di lapangan, ketika di luar lapangan kami cukup dekat,” tambahnya.

Kedekatan ini kemudian menurut Bao Chunlai berlanjut hingga dirinya undur diri dari timnas China pada 2011.