Sampai ke Psikolog, Rexy Mainaky Frustasi Ganda Putra Malaysia Tak Kunjung Akhiri Kutukan

Selasa, 5 Juli 2022 21:25 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Juni Adi
© Peng Huan/Visual China Group via Getty Images
Rexy Mainaky selaku Direktur Kepelatihan Sektor Ganda BAM menutut ganda putra Malaysia segera akhiri kutukan. Copyright: © Peng Huan/Visual China Group via Getty Images
Rexy Mainaky selaku Direktur Kepelatihan Sektor Ganda BAM menutut ganda putra Malaysia segera akhiri kutukan.

INDOSPORT.COMRexy Mainaky selaku Direktur Kepelatihan Sektor Ganda BAM menutut ganda putra Malaysia segera akhiri kutukan.

Sudah bukan menjadi rahasia jika sejumlah pemain Malaysia terutama ganda putra, Aaron Chia/Soh Wooi Yik seolah memiliki kutukan yang membuat mereka mengalami peristiwa puasa gelar.

Sebab, Aaron Chia/Soh Wooi Yik sendiri belum pernah meraih gelar juara di seri BWF sejak dipasangkan pada 2017 lalu.

Selain itu, Aaron Chia/Soh Wooi Yik pun seolah secara tersirat mengaku bahwa mereka seperti memiliki kutukan setiap nyaris menjadi juara.

Ganda putra nomor 1 Malaysia itu mengaku bahwa pihaknya selalu melakukan kesalahan saat nyaris meraih gelar juara. Anehnya, hal tersebut hampir selalu terjadi kala keduanya bertanding di babak semifinal.

“Saya kecewa karena membuat begitu banyak kesalahan. Tampaknya itu terjadi setiap kali kami berada di babak semifinal, jadi peristiwa ini harus dihentikan,” kata Aaron Chia, dilansir dari Bernama.

Insiden ‘kutukan semifinal’ ini pun mendapatkan sorotan dari Rexy Mainaky, yang juga bingung dan menghimbau pemain ganda putranya menyingkirkan syndrome kekalahan di semifinal atau final suatu turnamen.

Pasalnya, Aaron/Wooi Yik mampu mengalahkan pemain top di babak awal, namun seringkali tersingkir di semifinal.

Hal ini juga terjadi di Malaysia Open 2022, di mana mereka kalah di babak semifinal atas Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang).

Padahal, Rexy Mainaky mengaku sudah melakukan segala upaya untuk menghapus kutukan tersebut. Salah satunya ialah melatih mental anak didiknya dengan mengunjungi psikolog.