In-depth

Alasan-alasan Semesta yang Mendukung Anthony Ginting Bisa Rebut Gelar Juara Singapore Open

Minggu, 17 Juli 2022 14:05 WIB
Editor: Juni Adi
© PBSI
Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting di laga Singapore Open 2022. Foto: PBSI Copyright: © PBSI
Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting di laga Singapore Open 2022. Foto: PBSI
Alasan Anthony Ginting Bisa Juara Singapore Open 2022

Mundurnya Para Bintang

Singapore Open 2022 digelar pada 12-17 Juli 2022. Sayang turnamen bulutangkis BWF World Tour 500 itu berjalan kurang menarik, lantaran banyaknya pemain bintang yang mundur.

Di sektor tunggal putra sendiri terdapat delapan nama yang tak ikut. Mereka adalah Viktor Axelsen, Anders Antonsen, Kento Momota.

Shesar Hiren Rhustavito, Lee Zii Jia, Rasmus Gemke, Kunvalut Vitidsarn, dan Sai Praneeth.

Padatnya jadwwal membuat mereka memutuskan untuk tidak berpartisipasi di Singapore Open 2022, berdasarkan kondisi stamina yang terkuras.

Viktor Axelsen sejatinya sudah mengungkapkan keputusannya mundur dari ajang berlabel Super 500 ini sejak beberapa waktu lalu.

Ia menyampaikan keputusannya ini saat ajang Malaysia Masters 2022 akan dimulai.

Pebulu tangkis asal Denmark ini ingin beristirahat sejenak dari jadwal padat yang ia jalani selama beberapa bulan terakhir.

"Saya sebenarnya sangat ingin berkompetisi lagi di sini (Kuala Lumpur) dan kemudian di Singapura," tulis Axelsen di akun Twitter pribadinya.

"Tetapi, ketika saya bangun pagi ini, badan dan kepala saya memberi tahu saya bahwa inilah saatnya untuk istirahat dan me-charge tenaga sebelum berlaga lagi.

"Saya butuh beberapa hari untuk rehat, merayakan kemenangan dengan keluarga saya dan bergegas ke tujuan baru berikutnya," lanjutnya.

Absennya nama-nama di atas terutama Victor Axelsen, bisa dimanfaatkan bagi Anthony Ginting merebut gelar juara Singapore Open 2022, karena pebulutangkis asal Denmark itu sulit dikalahkan oleh lawan-lawannya.

Diunggulkan di Atas Kertas

Anthony Ginting punya kelebihan yang jadi keunggulan untuk difavoritkan meraih kemenangan. Mulai perbedaan ranking hingga pengalaman.

Menilik dari ranking dunia, Ginting berada jauh di atas Kodai Naraoka, dengan menempati urutan keenam, sedangkan calon lawannya berada di peringkat 43 dunia.

Dari segi pengalaman juga ia kembali unggul. Ginting jauh lebih berpengalaman, ketimbang Kodai. Tunggal putra Jepang berusia 21 tahun tersebut bisa dibilang baru memulai turnamen level seniornya di Thailand Masters 2020.

Saat itu ia langsung tersingkir di babak 32 besar. Namun begitu, Anthony wajib waspada. Bagaimana pun, Kodai bisa sampai ke babak final dengan menyingkirkan pemain-pemain yang ranking berada di atas dia.

Sebut saja Jonatan Christie unggulan ke-8, lalu Prannoy H. S (India) yang berada di peringkat ke-19, dan Zhao Jun (China) Peng yang bertengger di peringkat ke-26 dunia.

Sementara bagi Anthony Ginting, final ini menjadi yang pertama untuknya setelah terakhir kali Indonesia Masters 2020. Kala itu, ia sukses menjadi juara, namun setelahnya ia tak mampu lagi menjejak partai puncak di beberapa turnamen BWF World Tour.