Promosikan Racket Boys, BWF Diserang Netizen Indonesia

INDOSPORT.COM - Akun Instagram resmi Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) mendadak banjir komentar negatif dari netizen usai mengunggah postingan tentang drama korea Racket Boys.

Racket Boys merupakan drama seri yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi di Korea Selatan. Dalam drama ini diceritakan tentang klub bulutangkis di SMP Haenam Seo yang tengah terpuruk.

Namun para remaja yang baru berusia 16 tahun itu berjuang untuk menjadi pemain bulutangkis tingkat nasional. Setelah tayang pada 31 Mei 2021, drama ini memiliki rating yang cukup tinggi.

Namun setelah episode lima tayang, ratingnya langsung anjlok. Pasalnya di episode tersebut ada beberapa scene yang dianggap menghina Indonesia.

Anehnya ketika drama Racket Boys menuai kontroversi, BWF justru mempromosikannya melalui akun media sosial Instagram. Postingan tersebut diunggah pada, Senin (21/06/21).

"Senin adalah hari #RacketBoys! Apakah kalian bersemangat seperti Racket Boys saat melihat lapangan bulutangkis!?" tulis @bwf.official.

Sontak postingan tersebut langsung menuai berbagai komentar negatif dari netizen.

@luvlych0co: "Really 1,3/10?"

@hicary.duapadang: "Sebuah cara meningkatkan engagement ya min"

@luvlych0co: "Don't watch this guys"

@hannyantie: "Sudah tidak akan pernah nonton drama ini lagi sampai kapanpun"

@frismawahda: "Apakah admin sengaja memancing percikan netizen, kayaknya admin suka keributan"

1. Polemik Drama Racket Boys

Terdapat sejumlah adegan dan percakapan yang dinilai menyudutkan serta merendahkan Indonesia. Diceritakan bahwa suporter Indonesia tidak suportif dan kasar terhadap atlet Korea Selatan.

Selanjutnya terdapat adegan di mana Ahn Nae Sang selaku pelatih tim junior mengeluh fasilitas buruk tempat latihan dan penginapan yang diberikan oleh panita Indonesia.

Polemik itulah yang diangkat dalam tayangan berita di Korea Selatan. Disertakan juga komentar sejumlah netizen Indonesia yang menuntut agar SBS segera meminta maaf.

Kini rating drama Racket boys langsung anjlok secara drastis lantaran membuat warganet Indonesia meradang.