x

Kisah Inspiratif Legenda Bulutangkis Li Xuerui dan Ma Jin: Serupa Namun tak Sama

Minggu, 25 Desember 2022 13:19 WIB
Penulis: Miranti | Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
Terdapat kisah inspiratif dua legenda bulutangkis lintas sektor asal China, Li Xuerui dan Ma Jin, yang terlihat serupa namun tak sama.

INDOSPORT.COM – Terdapat  kisah inspiratif dua legenda bulutangkis lintas sektor asal China, Li Xuerui dan Ma Jin, yang terlihat serupa namun tak sama.

Li Xuerui dan Ma Jin berkarier bulutangkis di waktu yang tidak berjauhan mengingat Ma Jin hanya terpaut tiga tahun lebih senior ketimbang Li Xuerui.

Melansir laman Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), Ma Jin lahir pada 7 Mei 1988. Sementara Li Xuerui lahir pada 24 Januari 1991.

Dipandang dari berbagai sisi, Ma Jin dan Li Xuerui mengawali kariernya di badminton dengan halangan yang cukup serius meskipun dengan kasus yang berbeda.

Begitupun secara pencapaian, Li Xuerui dan Ma Jin memiliki prestasi yang bergelimang dan menjadi salah satu role model para juniornya di China.

Baca Juga

Tercatat Li Xuerui dan Ma Jin sampai pengunjung kariernya sama-sama belum bisa meraih satu gelar keramat di level prestisius. Mari membedahnya satu per satu, dimulai dari Li Xuerui.

1. Kisah Hidup dan Pencapaian Li Xuerui

Li Xuerui berjalan dengan kariernya yang  tidak mudah karena harus menerjang kemiskinan, kenakalan, hingga berakhir menjadi penyabet emas Olimpiade London 2012.

Baca Juga

Melansir laman 163.com, media lokal China tersebut secara gamblang menjelaskan bahwa Li Xuerui berasal dari keluarga sederhana, di mana kedua orang tuanya adalah karyawan pabrik Changzheng.

Karena orang tuanya sibuk, Li Xuerui  kecil tumbuh menjadi pribadi yang ‘nakal’ meskipun dia banyak dilimpahi kasih sayang bersama kakek dan neneknya di gubuk kecil di China.

Saking nakalnya, Li Xuerui diam-diam dimasukkan keluarganya ke Sekolah Olahraga agar jadi atlet meskipun dia menangis sepanjang waktu hingga terus membolos sekolah.

Baca Juga

1. Perjuangan Li Xuerui Bangkit dari Kemiskinan

Perjuangan Li Xuerui bangkit dari kemiskinan dan kenakalan saat merintis karier jadi pemain bulutangkis.

Kala berlatih bulutangkis di Sekolah Olahraga di China, Li Xuerui dikatakan sengaja memukulkan shuttlecock agar mengenai kepala temannya.

Untuk membalas teman-teman yang menjahili, Li Xuerui berlatih keras, yang justru membuat sang mentor, Li Xiang dan He Yilin, ngotot mempertahankan Li Xuerui di sekolah itu.

Singkat cerita, pujian pelatih dan dukungan keluarga pada akhirnya, membuat Li Xuerui meneruskan  belajar bulutangkis meskipun dengan keterbatasan biaya.

Sampai akhirnya Li Xuerui baru mencintai bulutangkis saat meraih juara di turnamen bulutangkis Remaja di Chongqing China selama tiga tahun beruntun.

Capaian yang membuat Li Xuerui  masuk ke tim nasional Asosiasi Bulutangkis China (CBA) dan diharapkan menjadi penerus Wang Yi Han, Wang Shi Xian, dan lain-lain.

Baca Juga

Puncaknya, dengan kesungguhan yang dilakukan, Li Xuerui mampu meraih emas Olimpiade 2012 di Sydney usai mengalahkan seniornya, Wang Yi Han, di final.

Sayang, karena cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) yang dideritanya sejak semifinal Olimpiade 2016, penampilan Li Xuerui menurun drastis.

Baca Juga

Li Xuerui sempat hiatus dua tahun dan comeback pada 2018 dengan hasil yang kurang cemerlang. Sampai akhirnya, dia memutuskan pensiun pada Oktober 2019.

Sampai akhir kariernya, Li Xuerui memiliki fakta bahwa dia belum sekalipun meraih medali emas di event bergengsi bulutangkis yakni Kejuaraan Dunia.

Capaian terbaiknya di Kejuaraan Dunia adalah menyabet perak pada edisi 2013 dan 2014. Meski demikian, Li Xuerui tetaplah legenda tunggal putri China.

Kisah yang sama juga dilalui oleh Ma Jin, yang bergelar legenda meskipun trofinya belum lengkap sampai pensiun. Selengkapnya di halaman ketiga.

Baca Juga

2. Kisah Inspiratif Ma Jin

Ma Jin disebut pernah ditolak oleh olahraga di China hanya karena dianggap kurang berpostur tinggi.

2. Kisah Ma Jin dan Pencapaiannya

Jika Li Xuerui menerjang kemiskinan dan kenakalan di masa awal kariernya dalam bulutangkis, hal yang nyaris serupa dialami Ma Jin.

Melansir dari laman Sohu, Ma Jin disebut pernah ditolak oleh olahraga di China hanya karena dianggap kurang berpostur tinggi.

Namun saat Asosiasi Bulutangkis China (CBA) memberinya kesempatan, Ma Jin pun berlatih keras demi bisa membuktikan diri.

Alhasil, dengan segala kerja kerasnya di sektor ganda campuran dan ganda putri, Ma Jin bisa menyabet beragam gelar juara bergengsi dengan pasangan berbeda-beda.

Seperti kesuksesan Ma Jin dan partnernya, Zheng Bo meraih gelar sebagai juara dunia bulutangkis 2010 untuk sektor ganda campuran.

Baca Juga

Saat berganti pasangan dengan Xu Chen, juga meraih empat medali berbeda warna pada edisi  Kejuaraan Dunia 2011, 2013, 2014, dan 2015.

Dalam ajang itu, Ma Jin juga sukses dengan pasangannya di ganda putri, yakni Wang Xiaoli dengan meraih perunggu dan perak pada tahun 2019-2010.

Baca Juga

Sayangnya hingga pengunjung kariernya sebelum pensiun pada 2016 lalu, Ma Jin belum pernah sekalipun meraih emas Olimpiade.

Ma Jin harus puas dengan raihan satu medali perak di Olimpiade 2012 bersama partnernya di ganda campuran, yakni Xu Chen.

Sama-sama bergelar tanpa mahkota sampai pensiun, namun Ma Jin dan Li Xuerui pada akhirnya tetaplah legenda bulutangkis.

Baca Juga
ChinaMa JinLi XueruiBulutangkisBerita BulutangkisAsosiasi Bulutangkis China (CBA)

Berita Terkini