Jelang Olimpiade 2020: Suhu di Jepang Memanas, Perenang Internasional Protes

Minggu, 11 Agustus 2019 17:03 WIB
Penulis: Masya Famely Ruhulessin | Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Shutterstock/bikeriderlondon
Para atlet renang harus berjibaku dengan suhu air kolam saat melakukan uji coba jelang Olimpiade Tokyo 2020. Ilustrasi: Shutterstock/bikeriderlondon. Copyright: © Shutterstock/bikeriderlondon
Para atlet renang harus berjibaku dengan suhu air kolam saat melakukan uji coba jelang Olimpiade Tokyo 2020. Ilustrasi: Shutterstock/bikeriderlondon.

INDOSPORT.COM - Para perenang dari beberapa negara melancarkan protes mereka atas kualitas dan suhu air yang memanas dalam ajang uji renang maraton untuk Olimpiade Tokyo 2020

Peraih medali emas Olimpiade tiga kali, Oussama Mellouli dari Tunisia, yang mengikuti kompetisi renang maraton 5 kilometer putra mengatakan hal tersebut membuatnya tidak nyaman. 

"Saat berenang masih dalam jarak 2 kilometer pertama, kondisi nyaman-nyaman saja. Namun, setelah jarak bertambah, saya merasa sekujur tubuh menjadi sangat panas," ungkap perenang berusia 35 tahun tersebut, dilansir dari laman Japan Today.

Kompetisi tesebut diketahui mulai sejak pukul 07.00 pagi. Berdasarkan pengukuran, diketahui suhu udara sepanjang kompetisi bahkan sudah lebih dari 30 derajat.

Sementara itu, perenang asal Jepang, Yumi Kida, mengatakan ia menjadi agak khawatir karena suhu air yang tinggi. Kida bahkan mengaku minum air es sebelum lomba untuk menurunkan suhu tubuhnya. 

Federasi Renang Internasional (FINA) menetapkan bahwa atlet tidak boleh berlomba ketika suhu air melebihi 31 derajat. Ketua FINA, Cornel Marculescu, mengatakan keselamatan atlet menjadi prioritas utama. 

"Berdasarkan informasi ini, kami akan memutuskan kapan lomba akan dimulai. Bisa jam 5 pagi, 5.30 atau 6.30. Semuanya tergantung pada suhu air," ujarnya.

Masalah cuaca panas menjadi persoalan terbesar bagi penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020. Mereka bahkan berusaha mengubah waktu beberapa lomba termasuk lari maraton.