3 Hal Ini Bisa Selamatkan Dortmund dari Degradasi
Pola 4-2-3-1 ala Juergen Klopp tambaknya sudah sangat mudah dibaca oleh para pelatih dari klub-klub Bundesliga 1. Maklum pelatih 47 tahun itu sudah menukangi Borussia Dortmund sejak musim 2008/2009. Artinya musim ini adalah musim ketujuh Klopp bersama Die Borussen.
Sejak mencapai titik kejayaan pada musim 2010/11, di mana Klopp mempersembahkan gelar Bundesliga 1 untuk pertama kalinya bersama Dortmund, mereka memiliki penyerang sekelas Robert Lewandowski, yang telah hijrah ke rival mereka Bayern Muenchen.
Striker baru Dortmund, Ciro Immobile dan Adrian Ramos, masih belum bisa menggantikan peran Lewandowski. Dan oleh karena itu, Klopp seharusnya tidak lagi menerapkan formasi yang mengandalkan satu penyerang.
Klopp bisa menggunakan formasi 4-4-2 atau 4-3-3. Jika dengan formasi 4-4-2, Klopp bisa menduetkan Perre-Emerick Aubameyang dengan Immobile atau Ramos. Atau bisa menduetkan Aubameyang dengan Marco Reus, yang juga piawai mencetak gol.
Untuk formasi 4-4-2, Klopp juga memiliki gelandang sayap cepat dan full-back papan atas. Lihat saja, dalam skuadnya, Klopp memiliki Jakub Blaszczykowski, Kevin Großkreutz, Lukasz Piszczek, dan Marcel Schmelzer. Bahkan masih ada Erik Durm, Jonas Hofmann, dan pemain baru Kevin Kampl.
Sedangkan formasi 4-3-3, Dortmund memiliki setumpuk gelandang berkelas untuk posisi trio gelandang. Klopp memiliki Ilkay Gundogan, Sven Bender, dan Nuri Sahin, di mana jago menjaga bola dan mengatur serangan. Belum lagi juga ada Sebastian Kehl dan Milos Jojic.
Untuk penyerang sayap dalam formasi 4-3-3, Dortmund bisa menggunan Reus di sisi kiri dan Aubameyang di sisi kanan. Lalu jangan lupa jika Dortmund juga masih memiliki pemain dengan teknik hebat sekelas Henrikh Mkhitaryan dan Shinji Kagawa.