Geliat Sepakbola di Tapal Batas, Bertahan untuk Prestasi di Himpitan Keterbatasan

Jumat, 11 November 2016 14:05 WIB
Editor: Galih Prasetyo
 Copyright:

Miliki luas negara 1,904,569 km2, negara ini dianugerahi banyak hal hebat. Mulai dari sumber daya alam (SDA) hingga sumber daya manusia (SDM) dari pelbagai bidang. 

Tak terkecuali di bidang olahraga, utamanya sepakbola. Sejumlah pihak yang memiliki fokus peningkatan sepakbola nasional, sadar betul bahwa di pelosok-pelosok negeri ini banyak talenta hebat di lapangan hijau. 

Indra Sjafri misalnya, saat menjabat sebagai pelatih Timnas U-19 pada 2013 silam, menjalani blusukan untuk menemukan bakat hebat negeri ini di lapangan hijau. Usahanya berbuah hasil, Timnas U-19 mampu menjuarai Piala AFF U-19, gelar internasional pertama negeri ini sejak 22 tahun terakhir. 

Publik pun mulai sadar bahwa bakat sepakbola Indonesia tidak hanya berasal dari kota-kota besar, sejumlah pemain yang dicomot Indra berasal dari kota 'antah berantah', sebut saja Yabes Roni Malaifani. 

Yabes ialah putra Alor, salah satu dari dua pulau terluar di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pulau Alor adalah satu dari 92 pulau terluar Indonesia karena berbatasan langsung dengan Timor Leste di sebelah selatan.

Faktanya, jauh dari hingar bingar kota besar yang selalu riuh dengan sorotan media, geliat sepakbola di daerah-daerah perbatasan masih mampu lahirkan bakat sepakbola. 

Mereka yang ada di perbatasan negara, masih terus menendang bola di lapangan yang sudah tak lagi terlihat rumputnya bercampur dengan bebatuan. Aktifitas yang dilakukan demi sebuah prestasi dan ingin membela panji Merah Putih. 

671