On This Day: Lahirnya Arda Turan, Pesepakbola yang Jadikan Al-Quran sebagai Rem Hidup

Senin, 30 Januari 2017 15:07 WIB
Editor: Gregah Nurikhsani Estuning
© MUSTAFA OZER/AFP/Getty Images
Antonio Lopez (kanan)  berusaha merebut bola dari Arda Turan. Copyright: © MUSTAFA OZER/AFP/Getty Images
Antonio Lopez (kanan) berusaha merebut bola dari Arda Turan.
Pahlawan dari Bayrampasa yang besar di Galatasaray

Arda Turan lahir dari keluarga yang cukup mapan. Ayahnya, Adnan Turan, saat itu merupakan pegawai Turkish Airlines, sedang ibunya hanya menjadi ibu rumah tangga saja.

Bakat Arda dalam mengolah si kulit bundar membuat sang ayah mendaftarkan anaknya ke sebuah klub, Altintepsi Makaspor. Adnan merasa jika talentanya akan lebih baik disalurkan di tempat yang lebih jelas ketimbang harus bermain di jalanan bersama teman-temannya ketika itu.

Keputusan tepat, sebab dari Altintepsi Makaspor, pemandu bakat lebih mudah mencium bakatnya yang memang di atas rata-rata. Tidak lama, ia bergabung dengan Galatsaray. Di sana, ia menjelma menjadi gelandang serang paling menakutkan di Eropa.

Selepas berkostum Atletico Madrid, Arda kemudian hijrah ke Barcelona. Hal ini membuat harum tempat kelahirannya, Bayrampasa. Tidak ingin dicap kacang lupa akan kulitnya, ia memberikan atensi lebih kepada tempat kelahirannya itu.

Hal itu dibuktikannya dengan banyak membantu perkembangan sepakbola di Bayrampasa. Sebuah klub lokal bernama Bayrampasaspor, dijanjikan 1000 euro bagi tiap pemainnya jika berhasil menjadi juara.

Arda juga peduli dengan kondisi sosial dan ekonomi di tempat kelahirannya. Kabarnya, ia pernah membayar lunas listrik dan air bagi keluarga tidak mampu di Bayrampasa.

Atas segala kemurahan hati dan kepedulian itu, nama Arda Turan dijadikan sebagai markas latihan Bayrampasaspor. Bahkan, ia beberapa kali diangkat sebagai duta organisasi kemanusiaan.

4.6K