5 Fitnah tentang Manchester City yang Terbantahkan

Selasa, 2 Mei 2017 22:01 WIB
Editor: Gregah Nurikhsani Estuning
© Jamie McDonald/Getty Images
Fans Manchester City rayakan gol dari yaya Toure. Copyright: © Jamie McDonald/Getty Images
Fans Manchester City rayakan gol dari yaya Toure.
Manchester City tak Miliki Suporter kecuali Glory Hunter

Istilah glory hunter merujuk pada individu 'penikmat sepakbola' yang mendukung sebuah tim hanya karena prestasinya yang mentereng. Ada pula istilah lain yang kurang lebih memiliki makna sama, yakni suporter karbitan.

Apa pun itu, istilah-istilah di atas langsung melekat ketika 'tiba-tiba' bermunculan banyak sorang-orang di seluruh dunia yang mengenakan kostum Manchester City. Mereka kemudian disebut sebagai glory hunter, alias bukan loyalis City asli.

Manchester City juga memiliki suporter, bahkan loyal, yang sudah mendukung selama bertahun-tahun. Memang tidak dapat dipungkiri kesuksesan City sedikit banyak menambah jumlah pengikut di dunia, tapi mayoritas fan base, setidaknya 98 persen dari mereka sudah menjadi saksi sebelum era Sheikh Mansour.

Ambil contoh ketika Manuel Pellegrini, tahun 2014 silam, di depan 47.075 suporternya di Etihad Stadium berhasil merengkuh gelar Liga Inggris kala menjamu Queens Park Rangers di laga pamungkas. Jumlah tersebut hanya lebih banyak 241 orang saja dibandingkan 10 tahun sebelumnya, atau lebih tepatnya musim 2003/04, di mana City berjuang menghindari degradasi di pertandingan terakhir dan ditonton 46.834 penonton.

Jauh sebelumnya, tepatnya pada musim 1998/99, berlaga di League One, kasta ke-3 Liga Inggris, rata-rata penonton yang hadir di City of Manchester Stadium (sebelum menjadi Etihad Stadium) adalah 32.547, sebuah rekor di League One yang hingga kini belum tergantikan.

Fakta tersebut tentu membantah mitos mengenai kecenderungan suporter glory hunter yang mendukung Manchester City.

485