Ratu Tisha: Sekjen Cantik PSSI Jebolan FIFA Master

Jumat, 7 Juli 2017 20:28 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Herry Ibrahim
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ratu Tisha (kiri). Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ratu Tisha (kiri).
Jebolan FIFA Masters Manajemen 2013

Tidak hanya cantik dari fisik, Ratu Tisha juga nyatanya memiliki gelar prestisius di bidang manajemen sepakbola. Ia merupakan jebolan program FIFA Master-International Master in Management, Law, and Humanities of Sports pada 2013 lalu.

Ratu Tisha Destria adalah salah seorang sekaligus satu-satunya perempuan Indonesia yang mendapatkan beasiswa dari program tersebut. Ia menimba ilmu hampir setahun lebih di bagian manajemen olahraga di kawasan Eropa tepatnya di tiga negara yakni Inggris, Italia, dan Swiss. 

“Jadi, selama empat bulan saya di London, empat bulan di Italia, dan menghabiskan waktu selama enam bulan untuk menulis tesisnya di Swiss. Saya terus mengejar apa yang saya cintai, dan saya bersungguh-sungguh mendalaminya sejak duduk di bangku SMA. Meski hanya pertandingan amatiran, saya tetap serius dan sungguh-sungguh menjalankannya,” ujar Tisha seperti dilansir dari laman swa.co.id.

Pengalaman Ratu Tisha di bagain manajemen udah terasah sejak masih bangku SMA dan saat kuliah di Jurusan Matematika Institut Teknologi Bandung. Selama kuliah, ia sering melakukan riset tentang statistik olahraga, terutama tentang sepakbola, dengan pendekatan matematika modeling. 

“Karena jurusan saya di ITB waktu itu matematika dan saya juga cinta dengan dunia sepakbola, saya melakukan riset tersebut di ranah olahraga,” kata alumni SMA 8 Jakarta itu.

Sebagai informasi, FIFA Master merupakan program yang disponsori FIFA sebagai bagian dari mengembalikan 90 persen keuntungan FIFA untuk pengembangan sepakbola. Program tersebut dijalankan International Centre for Sports Studies (CIES). Dan untuk tahun 2013 lalu, hanya ada 28 orang dari sepuluh negara yang berhak mengikuti program itu.

Program tersebut merupakan impian Ratu Tisha sejak lama. Sebelumnya, pada 2011, dia pernah diterima untuk program Football MBA dari Liverpool. Namun, ia batal mengikuti program itu lantaran tidak ada bantuan pemerintah. Sedangkan untuk FIFA Master, dia turut berpartisipasi karena didukung beasiswa LPDP Kementerian Keuangan. 

1.3K