Jika Masih Dipegang PT LIB Musim Depan, Gede Widiade: Kompetisi Bisa Rusak

Rabu, 20 September 2017 13:42 WIB
Penulis: Muhammad Adiyaksa | Editor: Rizky Pratama Putra
© Sidomi
Direktur Persija Jakarta, Gede Widiade. Copyright: © Sidomi
Direktur Persija Jakarta, Gede Widiade.

Kecaman untuk operator kompetisi Gojek Traveloka Liga 1, PT Liga Indonesia Baru (LIB) datang dari Gede Widiade. Direktur Utama (Dirut) Persija Jakarta tersebut mengaku kecewa komplainnya diabaikan.

Gede memberikan nota keberatan terkait dua hal. Pertama, waktu pertandingan yang berlangsung sore hari saat hari kerja. Kedua, pertandingan Persija yang saling berdekatan dengan Bhayangkara FC (BFC).

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Duel udara antara Ismed Sofyan dengah gelandang Perseru Serui, Farid Wajdi (tengah). Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTDuel udara antara Ismed Sofyan dengah gelandang Perseru Serui, Farid Wajdi (tengah).

Khusus yang pertama, pengusaha asal Surabaya itu menyatakan kecewa dengan PT LIB yang menjadwalkan pertandingan di sore hari saat aktivitas para pekerja masih belum usai. Kebijakan itu dinilai berpengaruh terhadap penonton yang hadir langsung di stadion. Akibatnya, pemasukan tim relatif berkurang.

Kedua, Persija dan BFC kerap bergantian menggunakan Stadion Patriot Candarabhaga, Bekasi, sebagai homebase di musim ini. Lalu, Gede terheran-heran mengapa PT LIB membuat jadwal pertandingan home kedua kesebelasan tersebut saling beriringan.

“Ini kita sudah komplain. Bermain pada hari kerja di siang hari. Persija sama Bhayangkara FC bermain kandang berdekatan. Tapi tidak didengarkan. Jadi kalau tahun depan kita punya operator seperti ini, rusak. Kompetisi rusak,” ucap Gede kepada wartawan.

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Selebrasi para pemain Persija Jakarta usai gol yang di cetak Willian Pachecho. Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTSelebrasi para pemain Persija Jakarta usai gol yang di cetak Willian Pachecho.

Setelah Persija melangsungkan partai kandang kontra Perseru Serui, Selasa (19/09/17), BFC akan kembali menggunakan Stadion Patriot untuk meladeni perlawanan Borneo FC, Rabu (20/09/17). Pria berkacamata itu berpendapat bahwa banyak pihak dirugikan dengan adanya susunan seperti ini. Termasuk Stadion Patriot.

“Kenapa? Stadion rusak. Dari kepolisian tidak mungkin mengerahkan penjagaan dalam dua hari berturut-turut. Mereka tidak optimal kerja. Ini tidak dipikirkan oleh PT LIB. Lapangan rusak, pengamanan juga. Jangan lihat mengamankan pertandingan hanya satu jam sebelum laga. Tidak. Mereka sudah bersiap sejak pagi. Kalau bermain jam 3 sore, bersiap dari jam 11 siang. Ini mereka kerja sampai jam 7-8 malam. Besok (hari ini-red) mereka jaga lagi,” jelas Gede.

“Bayangkan. Tidak optimal. Kasian. PT LIB hanya mengatur saja. Sedangkan kita sudah berkali-kali komplain, buat surat tertulis, tetapi tetap saja tidak diperhatikan,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) BFC tersebut. 

Gede memaklumi dua klub memakai stadion yang sama. Sebab, jumlah venue yang representatif untuk menggelar pertandingan sepakbola masih sangat terbatas. Namun, Gede menolak wacana untuk memindahkan partai kandang The Guardian, julukan BFC, ke stadion yang lainnya.

“Kalau kita kaya, ideal seperti itu (satu stadion, satu klub). Tapi, kita pikir soal keamanan. Bhayangkara FC bisa dialihkan ke Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Tapi di sana sedang tidak bisa digunakan,” tutupnya.

502