Dari yang Lucu hingga Kriminal, Ini 4 Kasus Unik Sepanjang Sejarah Bursa Transfer Liga Indonesia

Selasa, 14 November 2017 15:15 WIB
Penulis: Annisa Hardjanti | Editor: Ardini Maharani Dwi Setyarini
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Empat pemain Primavera Baretti Supriyono (kiri), Alex Pulalo (kedua dari kiri), Imran nahumarury (kedua dari kanan) dan Indrianto Nugroho (kanan). Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Empat pemain Primavera Baretti Supriyono (kiri), Alex Pulalo (kedua dari kiri), Imran nahumarury (kedua dari kanan) dan Indrianto Nugroho (kanan).
Lebih Baik Tak Transfer Daripada Dibayar Rp100,-

Hal itu rupanya menjadi momen paling terkenang bagi pemain yang dulu sempat dibina oleh Arseto Solo, Indrianto Nugroho. Kala itu, ia sendiri baru saja pulang dari Italia usai menjalani program PSSI Primavera. 

Suatu hari, PSSI mengeluakan sebuah keputusan dimana semua pemain bekas Primavera akan dilepas oleh klub yang berani memberika tawaran dengan nilai paling tinggi. Pada media, Indrianto sendiri pernah mengakui bahwa dirinya merasa tak dibesarkan oleh Arseto. 

Tentu saja hal tersebut membuat geram pemilik Arseto, yang merupakan bagian dari keluarga Soeharto. Indrianto sendiri kala itu ikut berlatih dengan Pelita Jaya. Pernyataan tersebut rupanya membuat panas hubungan antara Arseto dengan Pelita Jaya. 

PSSI akhirnya mempertemukan kedua klub tersebut untuk meredakan konflik. Kegeraman Arseto pun memuncak usai Pelita Jaya akhirnya sepakat untuk membeli Indrianto. Arseto sendiri akhirnya menjual Indrianto dengan harga Rp100,-

Pelita Jaya pun akhirnya membayar sesuai harga yang diajukan oleh Arseto. Sejak saat itu, Indrianto bahkan disebut-sebut sebagai 'mister Rp100,-'. Dirinya bahkan mengungkapkan bahwa lebih baik ia bebas transfer daripada hanya dihargai Rp100,-.

54