Ketua Jakmania Korwil Cikarang: Viking Tidak Dibawah Satu Komando

Rabu, 15 November 2017 09:06 WIB
Editor: Ardini Maharani Dwi Setyarini
© Herry Ibrahim/Indosport
The Jakmania tetap setia mendukung Persija Jakarta. Copyright: © Herry Ibrahim/Indosport
The Jakmania tetap setia mendukung Persija Jakarta.

Tiga hari sejak wafatnya Rizal Yanwar Saputra, seorang Jakmania koordinator wilayah Cikarang, polisi segera bertindak cepat. Hanya butuh satu hari menciduk pelakunya. Tak disangka, mereka adalah kelompok Viking dari beberapa area di Cikarang. 

Hal ini disesalkan oleh Ketua Jakmania Koordinator Wilayah Cikarang Ahmad Arief. Berbincang dengan INDOSPORT, Selasa (14/11/17), Ahmad mengungkapkan rasa kecewanya pada situasi suporter 'zaman now'. Bagaimana tidak, masih saja ada orang-orang yang berpikir rivalitas di luar lapangan. Simak wawancara khusus dengan Ahmad Arief berikut ini.

Boleh diceritakan kronologis kejadian kemarin versi yang diterima oleh Jakmania Cikarang?

Jadi begini. Kami mendapat informasi jika rombongan The Jakmania yang baru pulang dari menonton Persija tiba-tiba dihadang oleh anggota Viking. Mereka memang sudah merencanakan. Bahkan ada yang berpura-pura menyamar jadi Jakmania. Ini kejahatan terorganisir. 

Namun Viking (Cikarang Barat) mengaku mereka pada saat itu pergi ke Bandung untuk melihat Persib bertanding

Betul. Kami pun melihat mereka rombongan tapi hanya 1 bus dan kami gak paham itu Viking mana. Sementara kami 12 bus. Satu kendaraan tentu tak cukup menampung semua Viking di wilayah Cikarang. Ada yang pergi dan ada yang tidak. Nah, yang tidak ini membuat ulah.

Viking Cikarang Barat?

Itu juga masih ditelusuri. Intinya Viking bertanggung jawab atas tewasnya anggota kami, Rizal. 

Lalu wacana perdamaian yang kemarin sempat digembar-gemborkan?

Memang ada beberapa kali pertemuan untuk membahas ini. Namun pada kenyataannya di lapangan situasi sangat berbeda. Ada sebagian yang menerima namun juga ada yang masih terbawa rivalitas.

Termasuk Jakmania?

Jakmania tidak akan pernah seperti itu. Jakmania terutama di Cikarang, di bawah komando saya. 

Ini yang membedakan dengan Viking. Jadi informasi mengenai pembahasan perdamaian, silaturahmi hanya diketahui jajaran atas saja. Ke bawah-bawahnya, mereka bergerak sendiri. Bikin ulah.

Sebenarnya bagaimana pengamanan kepolisian jika ada pertandingan seperti ini?

Dulu pernah ada pembahasan. Namun sekedar pembahasan tingkat pengurus dengan kepolisian. Seperti yang saya bilang, tidak satu komando. 

Kepolisian juga hanya berjaga di beberapa titik tertentu saja. Daerah lain luput dari penjagaan. Ini yang dimanfaatkan oknum Viking untuk melakukan anarkisme kepada Jakmania.

Gak coba membicarakan ini dengan kepolisian?

Sudah terlalu sering. Polisi tadi juga mengajak untuk mempertemukan langsung Viking dan Jakmania. Ini sudah sering banget. Tapi gak ada perubahan berarti selama masih ada pola rivalitas di luar lapangan.

Sudah ada delegasi dari pihak Viking setelah rilis polisi soal pelaku keluar?

Boro-boro. Mereka pura-pura gak paham, gak tau. Cuek banget. Yah begitulah. Intinya Jakmania berusaha (baik) saja dan mengedepankan semangat rivalitas hanya di lapangan.

237