Bola Internasional

Krisis Politik di Iran Menyeret Eks Pemain Jebolan Bundesliga

Selasa, 2 Januari 2018 09:35 WIB
Editor: Galih Prasetyo
© Pinterest
Mehdi Mahdavikia (tengah) saat bermain di Hamburger SV. Copyright: © Pinterest
Mehdi Mahdavikia (tengah) saat bermain di Hamburger SV.

Iran tengah mendapat sorotan dari dunia internasional. Aksi demonstrasi anti pemerintah tengah berlangsung di Iran, laporan dari bbc.uk (02/01/18) menyebut ada korban tewas sebanyak 12 orang menyusul aksi protes yang berbuntut aksi huru hara tersebut. 

Yang menarik gesekan politik di Negeri Para Mullah itu juga menyeret sejumlah para eks pemain Timnas Iran. Dikutip dari radiofarda.com, sejumlah pemain eks pemain Timnas Iran seperti Mehdi Mahdavikia dianggap memiliki aliansi politik terhadap mantan presiden Iran sebelumnya, Mahmoud Ahmadinejad. 

© INDOSPORT
Timnas Iran sukses lolos ke Piala Dunia 2018. Copyright: INDOSPORTTimnas Iran sukses lolos ke Piala Dunia 2018.

Tidak hanya Mahdavikia yang dianggap lebih pro ke Ahmadinejad, namun terhadap 5 rekannya yang juga dianggap sama. Tuduhan ini berdasarkan video dokumenter berjudul 'Soccer Against The Enemy', di dalam video tersebut Mahdavikia dan 5 rekannya di Timnas Iran terlihat menggunakan gelang warna hijau, simbol dukungan untuk Ahmadinejad. 

Hal ini kemudian membuat sejumlah kalangan menyebut bahwa kondisi di tubuh pemain Timnas Iran cukup mengkhawatirkan karena sejumlah pemain memiliki aliansi politik tertentu. "Sepertinya pemain Timnas Iran tidak akan pernah bermain dalam tim yang satu, mereka bermain seperti tidak ingin menang," kata narasi dalam video dokumenter tersebut. 

Video dokumenter tersebut semakin menambah panas kondisi politik di Iran dan rasa saling curiga terhadap orang Iran sendiri, pasalnya aksi demo dan protes yang berujung bentrok berdarah itu digagas oleh sejumlah mahasiswa dan masyarakat sipil yang menentang rezim diktator di Iran. Tuduhan para pendemo ini menyasar ke Pemimpin Tertinggi mereka, Ayatullah Ali Khamenei. 

Mahmoud Ahmadinejad sendiri dianggap banyak kalangan di Iran sebagai orang 'kesayangan' dari Ayatullah Ali Khamenei. Saat Ahmadinejad terpilih untuk jadi presiden Iran untuk kali kedua pada 2009, sejumlah aksi demo sempat terjadi di Teheran. Para pendemo menganggap pemilu tersebut sebagai akal-akalan dari Ayatullah Ali Khamenei.

47