Liga Inggris

Stadion Wembley Sudah Seperti Rumah Buat Tottenham

Sabtu, 10 Februari 2018 13:32 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Juni Adi
© UEFA via Getty Images
Stadion Wembley. Copyright: © UEFA via Getty Images
Stadion Wembley.

Tottenham Hotspurs akan menjamu Arsenal, dalam laga lanjutan Liga Primer Inggris pekan ke-27, pada Sabtu (10/02/18) malam WIB. Jelang laga yang akan dihelat di Stadion Wembley itu, pelatih Spurs, Mauricio Pochettino mengaku optimis timnya bisa meraih kemenangan di depan publiknya sendiri.

Seperti diketahui, Spurs musim ini telah berpindah markas ke Stadion Wembley, setelah White Hart Lane mengalami renovasi. 

Meski sempat kesulitan di awal musim, Pochettino mengaku anak asuhnya saat ini sudah bisa beradaptasi dengan baik di markas barunya. Dirinya juga berpendapat, kalau stadion dengan kapasitas 90.000 kursi itu telah menjadi rumah baru untuk timnya.

© INDOSPORT
Mauricio Pochettino, pelatih Tottenham Hotspur. Copyright: INDOSPORTMauricio Pochettino, pelatih Tottenham Hotspur.

Terbukti,  Harry Kane cs berhasil menyapu bersih dengan kemenangan dari lima pertandingan terakhir mereka yang berlangsung di Wembley. 

"Tentu, itu awal yang buruk. Sepertihalnya orang yang telah tumbuh besar di rumah yang sama selama 20 tahun, kemudian pindah. Anda membutuhkan waktu untuk beradaptasi, anda tidak dapat tidur nyenyak dalam beberapa malam awal," ungkap Pochettino dikutip dari Independent.

"Tetapi sekarang kami mulai merasakan Webley seperti rumah. Sebelumnya, ini rumah baru bagi kami dan begitu juga buat fans. Mereka di sini untuk bertemu dengan orang yang sama sebelum pertandingan, menuju bar yang sama. Semua kebiasaan yang kami lakukan," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, pelatih berusia 45 tahun itu juga mengakui bahwa sepakbola Inggris telah kehilangan keunikan kultur sepakbola mereka. Kini, manajer tim seakan sudah tidak memiliki kuasanya lagi disaat pemilik klub sekarang mulai bersikap menyerupai kebiasaan Eropa ataupun Amerika Latin.

"Pemilik klub sudah berbeda saat ini. Sebelumnya, Inggris seperti surga bagi sepakbola. Itu unik, mereka menghormati orang-orang, menghormati manajer, dan bahkan ketika saya tiba di Southampton lima tahun lalu, kebiasaan tersebut masih ada," tutup dia.

84