Liga Indonesia

4 Fakta Jarang Terungkap 88 Tahun Berdirinya PSSI

Rabu, 18 April 2018 13:18 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
 Copyright:
Nasib Malang Sang Pendiri

Meskipun menjadi pendiri organsasi sepakbola, Soeratin dalam kehidupannya sehari-hari bukanlah seorang pesepakbola. Malahan, ia adalah kaum terpelajar yang sempat mengenyam pendidikan di Hamburg, Jerman pada 1920 silam.

Setelah lulus dan memperoleh gelar Insinyur Teknik Sipil pada 1927, Soeratin kembali ke Tanah Air dan mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan konstruksi milik Belanda. Ia pun bekerja dalam pembangunan gedung serta jembatan di daerah Tegal serta Bandung.

Setelah mendirikan PSSI dan terpilih sebagai Ketua Umum, Soeratin pun memutuskan untuk meninggalkan pekerjaanya. Padahal saat itu, Soeratin mendapat gaji yang sama dengan orang-orang Belanda.

"Beliau (Soeratin) meninggalkan pekerjaannya karena dipaksa memilih antara pekerjaan, yang gajinya disamakan dengan gaji pegawai Belanda setingkat dengan beliau (sangat besar saat itu) atau kegiatan sepakbola," ujar  Wuly Sukartono Santoso, cucu kandung Soeratin saat dihubungi INDOSPORT.

Selepas dari pekerjaan di bidang konstruksi milik Belanda, Soeratin mendirikan usaha sendiri. Akan tetapi, bisnisnya itu tidak berjalan lancar setelah Jepang menguasai Indonesia, dan perang merebut kemerdekaan tengah bergulir.

Selama masa penjajahan, kehidupan Soeratin sendiri selalu tidak tenang. Bahkan rumahnya pernah diobrak-abrik tentara Belanda, lantaran menduga bahwa Soeratin adalah tokoh yang sedang merencanakan pemberontakan.

Di akhir hidupnya, sang pendiri PSSI itu hidup dalam suasana yang jauh dari kata berkecukupan. Bahkan ia disebut tidak memiliki uang untuk menebus penyakitnya hingga akhirnya meninggal dunia pada 1 Desember 1959 di usia 60 tahun.

100