In-depth

Setidaknya Anak Jepang Punya Cita-cita Jadi Captain Tsubatsa, Bagaimana dengan Anak Indonesia?

Kamis, 5 Juli 2018 20:19 WIB
Editor: Irfan Fikri
 Copyright:
Tsubasa Effect

Jepang  menjadi salah satu negara Asia yang tak pernah absen masuk putaran final Piala Dunia sejak  Piala Dunia 1998 Prancis, meski langkah mereka terjauh hanya di babak 16 besar.

Sepakbola sejatinya bukanlah olahraga populer di Jepang. Akhir 80-an, baseball atau bisbol menjadi satu-satunya olahraga favorit di Jepang. Main bola kasti ini lebih diminati anak-anak muda Jepang kala itu.

Hingga akhirnya pada era 80-an, Asosiasi Sepakbola Jepang, JFA mulai membangun pondasi sepakbola Jepang dengan berbagai cara. Salah satunya pembuatan manga dan anime kartun Captain Tsubasa agar sepakbola di bisa populer di kalangan anak-anak.

Pencipta Captain Tsubasa, Yoichi Takahashi pernah bercerita bahwa ia menciptakan manga Tsubasa karena terinsipirasi Piala Dunia 1978 di Argentina.

"Pada saat itu, sepakbola semi-profesional di Jepang beserta timnya benar-benar miskin. Dan ternyata dii Eropa, sepak bola jauh lebih populer daripada bisbol,” ucap Takahashi seperti dilansir dari Nippon.com.

Kampanye lewat manga atau memang kerap dilakukan pemerintah Jepang, tidak hanya soal sepakbola, untuk sosialisasi pemilu mereka pernah pakai media manga dan anime.

Capitain Tsubasa ternyata mampu dan berhasil memperluas pengaruh sepakbola di Jepang. Captain Tsubasa berhasil menarik gelombang anak-anak Jepang ke dalam sepakbola. Pengaruh Tsubasa menjadi sangat kuat, apalagi saat Jepang berhasil lolos ke putaran final Piala Dunia 1998 di Prancis.

Asosiasi Sepakbola Jepang akhirnya menuai hasilnya ketika mereka terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002 bersama Korea Selatan. Ketika itu semua pembaca Tsubasa sudah tumbuh dewasa.

Jepang saat ini panen atas yang mereka tunai, termasuk liga sepakbola yang sepenuhnya profesional. Bersama Captain Tsubasa, Jepang pun menargetkan juara Piala Dunia pada 2050 mendatang.  

2