In-depth

Pusat Serangan Timnas U-23: Evan Dimas, David Maulana, Lilipaly?

Jumat, 17 Agustus 2018 16:37 WIB
Editor: Gerry Crisandy
 Copyright:
Evan Dimas

Pemain yang namanya melejit setelah kesuksesannya bersama Timnas U-19 di tahun 2013 ini merupakan tipe pemain yang tak banyak ditemukan di Indonesia.

Evan mampu mengatur tempo serangan, menjadi distributor dalam transisi dari bertahan ke menyerang, dan memiliki visi yang mumpuni.

Berbeda dengan Septian dan Lilipaly, Evan cenderung bermain sebagai gelandang tengah (CM) ketimbang gelandang serang tengah (CAM).

Evan tidak memiliki kekuatan fisik atau kecepatan seperti yang dimiliki Hargianto maupun Zulfiandi, tapi operan-operan mematikan yang menjadi senjatanya, membuatnya menjadi salah satu pilihan utama Milla.

Di pertandingan pertama, Evan dimainkan sebagai starter di tengah lapangan, bersama Lilipaly dan Zulfiandi.

Kehadiran Evan membuat Lilipaly dapat berfokus pada sepertiga lapangan Taiwan dan menemukan ruang-ruang kosong di area pertahanan lawan. Hasilnya, Lilipaly mencetak dua gol di pertandingan tersebut.

Sayangnya, di pertandingan kedua melawan Palestina, Evan tidak diturunkan oleh Milla, yang membuat sebuah perubahan taktik berani.

267