In-depth

Kontroversi Liga 2 2018: Kilas Balik Kasus Suap dan Pengaturan Skor di Sepak Bola Indonesia

Selasa, 20 November 2018 08:07 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Prio Hari Kristanto
 Copyright:
Seperti Apa Sebenarnya Skema Suap Menyuap di Sepak Bola?

Dalam sebuah pemberitaan di laman media asing bernama Aljazeera rubrik 101 East tahun 2013 lalu, mereka pernah berkesempatan melakukan wawancara dengan pelaku match fixing.

Menurut penuturan dari pelaku, pertandingan yang diatur memiliki keterkaitan yang erat dengan bagaimana sebuah klub promosi dari kasta kedua. Dengan nama anonim, sang pelaku menceritakan dengan jelas bagimana mafia yang menyuap bermain.

Si pelaku match fixing ini menerangkan kalau sang pemilik klub juga ikut andil dalam sebagian besar pertandingan semusim dengan menyuap wasit. Kadang-kadang menentang pelatih untuk membuat keputusan yang menguntungkan timnya.

"Promosi ke liga teratas musim depan berarti lebih banyak sponsor, liputan TV untuk bisnisnya, bernilai kemungkinan hasil sepuluh kali lipat dari jumlah yang telah ia tetapkan dalam pengaturan pertandingan," tulis isi artikel yang diberi judul State of the Game itu.

Pemain dan manajemen klub bisa juga terlibat suap jika mau membuat pertandingan berjalan sesuai keingingan yang punya modal. Nantinya pemain bisa menerima uang 300 dolar (4,3 juta) atau 1000 dolar (14,5 juta).

"Sistemnya adalah ketika asisten pelatih memberi sinyal kepada tim ketika mereka seharusnya mencetak gol atau kebobolan gol, dibantu oleh keputusan meragukan dari wasit," sambung isi artikel tersebut.

59