Liga Indonesia

Match Fixing Merebak, BOPI Minta Polisi Tindak Tegas Pelaku

Kamis, 29 November 2018 17:59 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© INDOSPORT
Ilustrasi Mafia Sepak bola Copyright: © INDOSPORT
Ilustrasi Mafia Sepak bola

INDOSPORT.COM Bobrok sepak bola Indonesia kembali terkuak. Pengaturan skor atau match fixing diketahui masih menjadi dosa besar yang berlangsung di kancah sepak bola Indonesia.

Hal ini tentu memancing respons tegas dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) untuk angkat bicara. Melalui Ketua Umum BOPI, Richard Sam Bera menilai praktik match fixing menodai nilai fair play seorang atlet.

“Suap dan pengaturan skor di sepak bola tidak hanya mencederai nilai-nilai fair play, tetapi juga melecehkan profesi atlet sepak bola,” ujar Richard.

BOPI akan terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian agar hukum negara Republik Indonesia bisa ditegakkan. Sehingga dia berharap pelaku pengaturan skor dapat ditindak tegas.

“Kasus ini bukan yang pertama di Indonesia sehingga BOPI punya tanggung jawab untuk memastikan event olahraga profesional bersih dari tindakan curang. Hukum mereka yang terlibat, agar kasus ini memiliki efek jera,” tukas Richard.

Mengacu pada UU, Indonesia sudah punya aturan terkait suap-menyuap melalui UU Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap, dan jika ada subjek hukum yang terjerat UU ini, maka ancaman hukumannya adalah pidana. 
Pasal 2 UU tersebut menyatakan, 

“Barangsiapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang dengan maksud untuk membujuk supaya orang itu berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam tugasnya, yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut kepentingan umum, dipidana karena memberi suap dengan pidana penjara selama-lamanya 5 (lima) tahun dan denda sebanyak-banyaknya Rp.15.000.000,- (lima belas juta rupiah).” 

“Artinya, ada pihak lain di luar football family yang patut diduga turut mengatur jalannya kompetisi sepak bola profesional di Indonesia. Undang-undang federasi atau statuta PSSI saja tidaklah cukup karena yang terlibat bukan hanya pelatih, pemain, wasit, maupun perangkat pertandingan."

"Federasi perlu bantuan dari lembaga lain yang memiliki kewenangan menyelidik, menyidik, menuntut, bahkan memvonis pelaku kejahatan suap dalam kompetisi olahraga profesional,” papar Richard. 

Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Indonesia Lainnya Hanya di INDOSPORT

17