INDOSPORT.COM - Kesabaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul atas berbagai kericuhan yang terjadi di Stadion Sultan Agung (SSA) saat laga sepak bola nampaknya mulai habis.
Ironisnya, kericuhan justru tak melibatkan Persiba Bantul selaku tuan rumah melainkan tim tetangga, PSIM Yogyakarta.
Terbaru, kericuhan suporter pecah dalam babak 64 besar turnamen sepak bola Piala Indonesia melawan PS TIRA, Selasa (11/12/18) lalu. Saat itu, suporter PSIM turun ke lapangan, 10 menit jelang laga usai dan merusak sejumlah fasilitas di SSA.
Beberapa properti jadi sasaran amukan suporter yang tak puas dengan kepemimpinan wasit laga sepak bola. Mulai jaring gawang sebelah selatan dan utara yang rusak hingga beberapa papan iklan yang jebol.
Kejadian tersebut langsung memantik reaksi Bupati Bantul, Suharsono, untuk mengevaluasi pemberian ijin bagi tim Laskar Mataram untuk berlaga di SSA. Apalagi sebelumnya aksi kerusuhan hingga menimbulkan korban jiwa terjadi saat fase grup Liga 2.
"Kami akan evaluasi lagi soal pemberian ijin penggunaan stadion hingga larangan bermain di sini. Apalagi ini kejadian kedua kalinya setelah kami berikan ijin lagi," kata Suharsono.
Sebelum kasus ini, laga sepak bola bertajuk Derbi DIY antara PSIM Yogyakarta vs PSS Sleman di Stadion Sultan Agung, Bantul, 26 Juli silam jadi perhatian serius Suharsono.
Saat itu, duel tersebut memakan korban jiwa, Muhammad Iqbal Setiawan (17) warga Balong, Timbulharjo, Sewon, Bantul, meninggal dunia di Rumah Sakit Permata Pleret usai dikeroyok oknum suporter.
Kejadian itu memantik reaksi Suharsono mengingat korban adalah warga Bantul. Pemkab Bantul lantas tak memberikan ijin bagi PSIM menggunakan Stadion Sultan Agung selama beberapa pertandingan sepak bola.
Terus Ikuti Update Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya di INDOSPORT.COM