In-depth

Kenapa Kursi Ketua Umum PSSI Terlalu Seksi?

Selasa, 5 Februari 2019 16:52 WIB
Penulis: Annisa Hardjanti | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© INDOSPORT
Logo PSSI. Copyright: © INDOSPORT
Logo PSSI.

INDOSPORT.COM  - Mundurnya Edy Rahmayadi dari tampuk jabatan Ketua Umum PSSI (induk tertinggi bola Indonesia) nyatanya memunculkan riak-riak yang lain. Keputusan yang ia ambil membawa angin segar bagi sejumlah kalangan.

Meski Joko Driyono kini melanjutkan kepemimpinan Edy sebagai PLT Ketua Umum PSSI, namun nama-nama dari kalangan politisi seakan berebut start untuk ikut meramaikan bursa calon ketua umum yang baru.

Sebut saja dua tokoh politik seperti Muhaimin Iskandar atau yang sering disapa Cak Imin, serta mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD.

Lewat sejumlah pernyataan mereka di media massa maupun media sosial, publik seperti diisyaratkan akan kesiapan Cak Imin maupun Mahfud MD menduduki kursi nomor satu sepak bola Indonesia tersebut.

Tak cuma dari kalangan politisi, nama pengusaha sukses yang juga eks bos besar klub sepak bola Italia Inter Milan, Erick Thohir menjadi yang paling digadang-gadang dalam bursa pencalonan Ketua Umum PSSI periode 2020-2023 mendatang.

Bayangkan, lewat laman Change.org, tercatat ribuan orang telah menandatangani petisi yang menginginkan sosok Erick Thohir untuk menduduki jabatan Ketua Umum PSSI.

Perebutan kursi nomor satu di PSSI ini nyatanya tak lantas hanya berhenti pada retorika visi misi perbaikan sepak bola yang lebih baik lagi.

Lebih dari itu, apa yang sebenarnya membuat posisi nomor wahid di federasi sepak bola Indonesia ini diperebutkan berbagai kalangan?

Antara Ketum PSSI dan Privilege Seksi

Seperti yang kita tahu, Ketua Umum PSSI bukanlah jabatan yang mendapatkan gaji seperti para staff profesional yang bekerja di bawahnya. Namun jika memang bukan karena gaji, apa yang bisa dinikmati oleh pemangku jabatan tersebut?

Pengamat sepak bola, Tommy Welly mengungkapkan bahwa adanya privilege atau sejumlah keistimewaan bisa menjadi peluang yang seksi untuk dapat dinikmati oleh mereka yang menduduki kursi jabatan itu.

"Akses, fasilitas, itu kan privilege buat ketum," sebut pria yang sering disapa Bung Towel tersebut saat ditemui awak portal berita olahraga INDOSPORT beberapa waktu lalu.

Tak hanya sampai di situ, kompensasi yang datang dari kontrak-kontrak kompetisi, Timnas Indonesia hingga pertandingan-pertandingan internasional. "Itu hal yang mungkin peluang atau potensi yang seksi," ujarnya lagi.

Pada kenyataannya, akses memang menjadi keistimewaan serta pintu 'kemana saja' bagi mereka yang berhasil duduk di posisi teratas PSSI. Terlebih lagi ketika mereka berhubungan dengan pemerintah pusat sekelas Presiden.

Bung Towel mengatakan bahwa posisi serta popularitas mampu membawa seseorang pada tingkatan tertentu, yang kemudian bisa mempermudah orang itu untuk mencapai sejumlah target pribadi.

"Seseorang di posisi tertentu, itu sangat mudah untuk punya relasi, komunikasi, lobi bisnis yang lebih tinggi lagi. Di level-level tertentu, bisa dilihat potensi itu," jelasnya.