In-depth

Indra Sjafri, Penyumbang 2 Medali di Tengah Karut-marutnya Federasi

Rabu, 27 Februari 2019 06:43 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Pelatih Timnas Indonesia, Indra Sjafri. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Pelatih Timnas Indonesia, Indra Sjafri.
Kisruh PSSI Tahun 2013 dan Kenangan Manis di Sidoarjo

Timnas Indonesia u-19 sukses merasakan gelar juara Piala AFF U-19 bersama skuat yang dikomandoi oleh Indra Sjafri. Dalam laga final yang dimainkan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo itu, Timnas U-19 mengandaskan perlawanan Vietnam melalui babak adu penalti. 

Menariknya, pada tahun yang sama, federasi sepak bola Indonesia, PSSI, tengah dalam titik nadir. Kala itu sepak bola Indonesia baru saja mendapat ujian berat dengan adanya dualisme kompetisi dan federasi. 

Dimulai pada tahun 2011, Liga Super Indonesia (LSI) terpecah dan muncul Liga Primer Indonesia. Baik LSI dan IPL sama-sama berjalan dengan dikelola oleh operator yang berbeda.

Cobaan tak hanya berhenti sampai di situ, pada akhir tahun 2011, muncul dualisme federasi sepak bola di tanah air di mana muncul KPSI (Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia) sebagai tandingan PSSI yang diakui FIFA. 

KPSI dibentuk sebagai protes atas terpilihnya Djohar Arifin beserta jajarannya sebagai ketua dan pengurus PSSI yang baru.  

Sebanyak empat anggota exco PSSI diketahui menjadi dalang berdirinya KPSI. Mereka adalah La Nyalla Mattalitti, Roberto Rouw, Tony Apriliani, dan Erwin Budiawan.

KPSI menyatakan mengambilalih kewenangan PSSI selaku otoritas sepak bola Indonesia. KPSI sendiri juga dihuni oleh eks pengurus Nurdin seperti Gusti Randa dan Hinca Panjaitan. 

Pada bulan Maret 2012 La Nyalla pun resmi menjadi ketua PSSI versi KPSI. Sebagian klub anggota PSSI juga mulai menyebrang mendukung KPSI. 

Dualisme kompetisi semakin menjadi-jadi setelah KPSI secara tegas mendukung ISL yang dikelola PT Liga Indonesia. 

Sementara kompetisi resmi yang saat itu diakui FIFA dan PSSI pimpinan Djohar Arifin adalah Liga Primer Indonesia yang dikelola PT LPIS. 

Konflik ini akhirnya selesai setelah proses pendamaian yang melibatkan FIFA dan Menteri Pemuda dan Olahraga pada bulan awal tahun 2013 lalu. Namun begitu, PSSI masih oleng layaknya kapal tanpa kendali. 

Di saat itulah, ketika masyarakat sudah muak dan dipusingkan dengan masalah internal di tubuh PSSI, Indra Sjafri sanggup mejadi oase dengan membawa Timnas Indonesia U-19 berprestasi di Piala AFF U-19 yang kebetulan diselenggarakan di rumah sendiri, Sidoarjo. 

4