Liga Indonesia

Timnas U-16 Hingga U-22 Bisa Juara Tanpa Nama Asing, PSSI Masih Mau Naturalisasi Lagi?

Kamis, 28 Februari 2019 19:22 WIB
Editor: Coro Mountana
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ratu Tisha perkenalkan Simon McMenemy sebagai pelatih baru Timnas Indonesia Senior. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ratu Tisha perkenalkan Simon McMenemy sebagai pelatih baru Timnas Indonesia Senior.

INDOSPORT.COM – Keberhasilan Timnas Indonesia U-22 menjadi juara Piala AFF U-22 2019 menjadi pelengkap bagi suka cita sepak bola nasional. Pasalnya gelar juara tersebut melengkapi capaian yang telah diraih Timnas Indonesia U-16 dan U-19 sebelumnya.

Sebelumnya Timnas Indonesia U-16 menjadi juara di Piala AFF U-16 2018 setelah mengalahkan Thailand di partai final. Gelar juara tersebut diraih dengan cara yang tidak mudah karena perlu sampai drama adu penalti untuk menyudahi perlawanan Thailand.

Sama seperti juniornya di U-16, Timnas Indonesia U-19 juga berhasil merengkuh gelar juara Piala AFF U-19 2013 melalui drama adu penalti. Namun, lawan yang dihadapi berbeda karena bukan Thailand, melainkan Vietnam yang menjadi lawan terakhir Evan Dimas dkk untuk meraih juara.

Ada satu kesamaan dari keberhasilan Timnas U-16 hingga U-22 meraih gelar juara adalah sama-sama tidak memakai nama asing. Artinya para pemain dan pelatih benar-benar berasal dari nama lokal tanpa menggunakan nama asing ataupun naturalisasi.

Saat ini, Timnas Indonesia usia senior yang sudah sangat lama puasa gelar sejak 1991, justru menggunakan jasa pelatih asing yaitu Simon McMenemy. Tak hanya itu, Simon juga memanggil pemain naturalisasi seperti Otavio Dutra (sedang dalam proses), Ilija Spasojevic, Greg Nwokolo, dan Stefano Lilipaly.

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Stefano Lilipaly menggiring bola Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTStefano Lilipaly menggiring bola

Ini tentu menjadi fakta yang miris karena ketika Timnas U-16 hingga U-22 meraih gelar juara tanpa menggunakan bantuan dari pihak asing. Timnas Indonesia usia senior justru sudah menggunakan bantuan dari pihak asing tapi masih belum berhasil juara sejak 1991.

Mungkin fakta tersebut akan menjadi evaluasi bagi PSSI tentang perlukah menggunakan jasa pemain naturalisasi karena adik-adik kita dari U-16 hingga U-22 sudah membuktikan dirinya. Apalagi dalam waktu 5 hingga 10 tahun ke depan, para pemain U-16 hingga U-22 sudah siap masuk tim senior.

Jika para penggawa U-16 hingga U-22 sebentar lagi akan menjadi tulang punggung Timnas Indonesia, masih perlukah PSSI menggunakan jasa pemain naturalisasi? Biar bagaimanapun kehadiran pemain naturalisasi dapat mematikan karier pemain lokal yang berpotensial.

Terus Ikuti Perkembangan Seputar Timnas Indonesia dan Berita Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM.