In-depth

Arema FC vs Persebaya: Bagaimana Cara Djanur Meraih Kemenangan di Malang?

Kamis, 11 April 2019 15:08 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Fitra Herdian/INDOSPORT
Aksi selebrasi pemain Persebaya setelah Irfan Jaya mencetak gol. Fitra Herdian/INDOSPORT Copyright: © Fitra Herdian/INDOSPORT
Aksi selebrasi pemain Persebaya setelah Irfan Jaya mencetak gol. Fitra Herdian/INDOSPORT
Titik Lemah Persebaya

Persebaya sejatinya tampil dengan skema yang kurang lebih sama saat menyingkirkan Madura United di semifinal. 

Bajul Ijo main dengan formasi 4-2-1-3 yang menempatkan trio Jalilov, Irfan Jaya, dan Amildo Balde di depan serta M. Hidayat, Misbakus, dan Damian Lizio yang menyokong di tengah.

Sementara di lini belakang ada empat bek sejajar yakni Syaifuddin, Otavio Dutra, Hansamu Yama, dan Novan Sasongko plus Miswar Saputra di bawah mistar gawang. 

Persebaya bermain dengan skema utama mereka yakni mengandalkan kecepatan serangan kedua penyerang sayap, yakni Manu Jalilov dan Irfan Jaya. 

Mereka bermain dengan umpan-umpan pendek sebelum akhirnya mengirimkan kepada kedua penyerang sayap. 

Cara ini efektif di mana Irfan Jaya sukses mencetak gol pada menit 6' usai menerima uman Otavio Dutra dari lapangan tengah. 

Namun, permainan Persebaya mulai goyang berkat kesalahan yang dilakukan oleh barisan belakang mereka sendiri. 

Berawal dari umpan pendek kiper Miswar Saputra ke Otavio Dutra, Fandi Eko Utomo yang diberikan operan seperti tak menyangka pressing ketat yang dilakukan anak-anak Arema. 

Hendro Siswanto pun dengan sigap merebut bola dan berlari ke kotak penalti untuk melepaskan tendangan kencang yang sudah menjadi ciri khasnya. 

Di sinilah salah satu titik lemah Persebaya. Para pemain Bajul Ijo tak mampu mengantisipasi pressing ketat yang dilakukan pemain-pemain Arema. 

Gol Hendro Siswanto tak terjadi begitu saja. Gol ini tercipta setelah tiga pemain depan Singo Edan melakukan pressing ke barisan pertahanan Persebaya tiap memegang bola. 

Arema juga menyiapkan transisi bertahan dan menyerang yang cukup baik. Para gelandang mereka tak lantas diam melihat rekannya di depan yang maju melakukan pressing

Para gelandang bertugas menjaga area antara titik tengah dan kotak penalti Persebaya. 

Dengan cara ini Persebaya seperti tampil tertekan dan tak banyak pilihan dalam mengoper bola sehingga memaksa mereka melakukan kesalahan seperti pada gol Hendro Siswanto. 

Pemain Persebaya yang mengetahui tingginya garis serangan Arema FC sayangnya masih sering memainkan bola di area sendiri. 

Terutama kiper Bajul Ijo, Miswar Saputra, yang sering membangun serangan dari bawah (mungkin atas intruksi pelatih). 

Arema pun mendapatkan sejumlah peluang dari cara ini, sayang mereka gagal memanfaatkannya dengan baik. 

Terpaku Skema Utama

Kesalahan kedua dari Persebaya adalah karena Djadjang Nurdjaman yang terlalu terpaku pada skema utama mereka, yakni serangan dari sayap. 

Padahal, Amido Balde sering kalah duel dengan bek Arema, Arthur Cunha dan juga Hamka Hamzah. 

Cara ini terus dilakukan Persebaya di babak pertama dan kedua. Djadjang Nurdjaman seperti enggan untuk merubah skema.

33