Liga Indonesia

4 Klub Indonesia di Liga 1 dan Liga 2 yang Paling Uzur

Senin, 27 Mei 2019 21:34 WIB
Editor: Juni Adi
© INDOSPORT
Beberapa logo klub Liga 1 2019. Copyright: © INDOSPORT
Beberapa logo klub Liga 1 2019.

INDOSPORT.COM - Sepak bola jadi bagian penting dalam sejarah berdirinya bangsa Indonesia. Karena selain hiburan, olahraga ini juga bisa jadi alat pemersatu maupun diplomasi suatu negara karena kepopulerannya.

Di Indonesia sendiri, sepak bola sudah cukup lama dikenal karena sudah ada sejak era 1910-an. Dibawa oleh para bangsa penjajah, sepak bola di Indonesia sudah mulai dimainkan oleh orang-orang pribumi.

Seiring berjalannya waktu, kemudian lahirlah sebuah organisasi yang dikhususkan untuk mengurus olahraga ini bernama Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dicetuskan oleh tujuh klub, di Yogyakarta pada 19 April 1930 silam.

Klub-klub tersebut adalah PSIM Yogyakarta, PPSM Magelang, Voetbal Indonesia Jacarta (VIJ) -sekarang Persija-, Soerabajasche Indonesia Voetbal Bond (SIVB) -sekarang Persebaya-.

Vorstenlanden Voetbal Bond (VVB) -sekarang Persis Solo-, Bandoengsche Voetbal Bond (BVB) -sekarang Persib-, dan Madioensche Voetbal Bond (MVB) -sekarang PSM Madiun-.

Setahun kemudian, sebuah kompetisi profesional pun lahir dan diikuti beberapa klub, termasuk para klub yang turut melahirkan PSSI sendiri. 

Seiring berjalannya waktu, kompetisi sepak bola Indonesia silih berganti mengubah format mulai dari Perserikatan, Galatama dan hingga Liga 1. Namun hal tersebut tidak membuat klub-klub yang sejak awal ikut kompetisi tenggelam. 

Bahkan, beberapa diantaranya masih tetap eksis sampai sekarang di kancah sepak bola Tanah Air. Lantas siapa klub itu yang akhirnya menjadi klub tertua di Indonesia? Berikut rangkumannya:

1. PSM Makassar (1915)

PSM Makassar lahir pada 2 November 1915 dengan nama awal Makassar Voetbal Bond. Kala itu MVB masih banyak dihuni oleh orang-orang keturunan Belanda dalam kepengurusan, daripada orang pribumi.

Pada mediao 1940-an, Jepang masuk menjajah Indonesia. Hal tersebut membuat MVB mengalami kelimbungan, karena pengurus yang keturunan Belanda ditangkapin, sedangkan pribumi dijadikan pekerja rodi.

Selain itu, MVB juga dibubarkan karena Jepang memberangus hal-hal yang berbau Belanda, dan diganti dengan nama Persatoean Sepakbola Makassar (PSM) untuk mendapat simpati pribumi.

Pada era setelah kemerdekaan, PSM mulai mengatur kembali roda kepengurusan, dan membuka diri untuk bergabung dengan kompetisi profesional PSSI, dan klub-klub Jawa.

Saat ini, PSM Makasar merupakan salah satu raksasa di Liga 1 2019, dengan diperkuat pemain berkelas seperti Wiljam Pluim, Marc Klok, dan masih banyak lagi.

Beberapa gelar pernah mereka raih, seperti lima kali juara Perserikatan. Teranyar, mereka mampu finis di urutan kedua klasemen Liga 1 2018.

2. Persis Solo (1923)

Salah satu klub tua lain di Indonesia adalah Persis Solo. Klub berjuluk Laskar Samber Nyawa itu didirikan tahun 1923 oleh tiga tokoh sepak bola Solo dengan nama awal Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB).

Nama Persis Solo sendiri lahir pada 1928 di bawah kepemimpinan Soemokartiko. Eksistensinya di sepak bola Indonesia terbilang cukup impresif dengan meraih tujuh gelar era Perserikatan.

Namun sayang, penampilan Persis Solo kurang apik dalam 10 tahun terakhir. Sejak merubah format menjadi ISL, Persis belum lagi merasakan bermain di kompetisi tertinggi Indonesia. Saat ini, mereka masih berkutat di Liga 2.

3. Persebaya Surabaya (1927)

Persebaya Surabaya didirikan pada 18 Juni 1927 dengan nama awal Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB).

Pada 1943, SIVB mengubah namanya menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Baru pada tahun 1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya).

Seiring kiprahnya di sepak bola Indonesia, Persebaya jadi salah satu klub yang cukup menakutkan. Sebab, beberapa pemain hebat lahir dari klub berjuluk Bajul Ijo itu, hingga sukses merebut total enam gelar pada era perserikatan.

Pada era Liga Indonesia, Persebaya meraih dua kali juara, yakni pada tahun 1997 dan tahun 2004. Setelah itu, Persebaya belum lagi mengalami gelar juara.

Pada tahun 2010, Persebaya mendapat cobaan berat dengan munculnya dualisme kepengurusan dan klub di Liga Primer Indonesia dengan Liga Djarum Indonesia.

4. Persija Jakarta (1928)

Klub asal Ibu Kota, Persija Jakarta awalnya lahir dengan nama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ) pada 28 November 1928, yang merupakan salah satu klub pelopor lahirnya PSSI.

Pada awal kompetisi, VIJ tampil cukup trengginas. Mereka tercatat pernah empat kali keluar sebagai juara, yaitu tahun 1931, 1933, 1934, dan 1938. 

Pada tahu 1950, VIJ mengubah namanya menjadi Persija. Di era tersebut, Persija cukup disegani karena banyak dihuni oleh pemain berkualitas, dengan kemampuan teknik tinggi.

Mengubah nama tidak membuat prestasi Persija luntur. Era 1960-an, Persija meraih gelar juara bersama para pemain mudanya. Dilanjutkan era 1970-an yang berhasil merebut tiga gelar juara kompetisi PSSI, yakni tahun 1973, 1975 dan 1979. 

Sempat puas gelar dalam beberapa tahun, Persija akhirnya kembali meraih gelar juara tahun 2001 saat era Liga Indonesia.