Liga Indonesia

Terungkap, Detail Untung-Rugi dan Kerumitan VAR Jika Digunakan di Liga 1

Rabu, 29 Mei 2019 16:44 WIB
Editor: Coro Mountana
© Dok. Tomy Sarwanto
Tomy Sarwanto wasit Bandung Premier League. Copyright: © Dok. Tomy Sarwanto
Tomy Sarwanto wasit Bandung Premier League.

INDOSPORT.COM – PSSI baru-baru ini memutuskan agar Liga 1 2019 menerapkan VAR (Video Assistant Referee), apakah itu keputusan yang tepat? Mari kita cari tahu dari kacamata Tomy Sarwanto.

Dia adalah Wasit Bandung Premier League itu merupakan orang Indonesia pertama yang menggunakan VAR dalam ajang sepak bola. Peristiwa itu terjadi pada saat Grizzly vs Ammers pada ajang Bandung Premier League yang berakhir imbang 1-1.

Saat itu, Tomy Sarwanto memutuskan untuk melihat VAR setelah ragu akan potensi handball yang terjadi di dalam kotak penalti Ammers. Tomy pun langsung menunjuk titik putih setelah melihat memang ada handball yang dilakukan pemain Ammers.

Setelah Bandung Premier League sukses menerapkan VAR, kini Liga 1 pun akhirnya ingin mengadakan teknologi itu. Upaya Liga 1 untuk mempergunakan VAR pun mendapatkan tanggapan dari Tomy Sarwanto.

“Syukurlah, semoga bisa meringankan kinerja wasit dan dapat mengurangi kerusuhan akibat banyak yang menganggap kalau sepak bola kita sudah tercemar mafia. Makanya mungkin dengan VAR, mafia-mafia itu jadi lebih sulit untuk melakukan pengaturan skor,” ungkap Tomy Sarwanto kepada INDOSPORT.

Lebih lanjut, Tomy menjelaskan kalau VAR sangat mungkin dilakukan di Indonesia hanya saja kendala seperti regulasi perlu diselesaikan oleh PSSI. Memang belum ada regulasi dari Indonesia yang secara gamblang mengatur penggunaan VAR.

“Saya juga pakai VAR di Bandung Premier League dengan melihat-lihat di youtube saja berupa cuplikan tentang VAR. Kalau secara regulasi saya belum terlalu paham, saya cuma tahu sinyal dan momen-momen saat VAR itu dibutuhkan,” lanjutnya.

Selain itu, masih ada permasalahan lain seperti biaya besar yang harus dikucurkan untuk membeli sarana dan prasarana seperti kamera dan monitor yang berstandar tinggi serta tak lupa ruang monitor juga. Lalu ada masalah, apakah biaya itu akan jadi tanggungan tim atau PSSI?

“Apakah setiap stadion perlu ada VAR? apakah PSSI yang mengadakan VAR-nya atau tim? Jadi rumit juga sekarang kalau misalnya setiap stadion disuruh PSSI untuk harus ada VAR.” ujarnya.

Jika itu menjadi tanggungan dari setiap klub, tentu itu akan menjadi masalah baru bagi peserta liga karena bakal ada mahar yang tak sedikit untuk mengadakan VAR di stadionnya masing-masing.

Dengan biaya yang sangat besar untuk membangun sarana dan prasarana yang menunjang VAR.  Masih perlukah kita memberikan tempat untuk VAR di sepak bola Indonesia?Meski begitu, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi yang menyambangi pelaksanaan BPL menyebut, biaya produksi VAR ternyata tidak semahal yang dibayangkan.

"Ternyata VAR murah, hanya 25 juta, tetapi akurasinya membuat tingkat kepercayaan semua pihak terhadap putusan wasit sangat tinggi, saatnya semua liga di Indonesia pakai VAR," kata Imam