Liga Indonesia

Bak Telenovela, Liga 1 Hingga Pekan Ketiga Menyajikan Laga Penuh Drama

Sabtu, 1 Juni 2019 11:31 WIB
Penulis: Fuad Noor Rahardyan | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Gelaran Shopee Liga 1 2019 hingga pekan ketiga dipenuhi serangkaian drama yang melibatkan keributan pemain, pelanggaran brutal, hingga penalti kontroversial.

Keributan pemain salah satunya terjadi ketika laga Persela Lamongan melawan Persipura Jayapura (22/5/19) yang berakhir imbang 2-2. Drama dimulai usai Rafinha menendang kaki Boaz Solossa. Keributan antarpemain kedua tim pun pecah dan puncaknya terjadi ketika Marinus Wanewar menendang bek Persela, Mawouna Amevor.

Akibat insiden tersebut, Marinus diganjar hukuman kartu merah oleh wasit. Friksi tersebut sempat menghentikan laga sejenak meski bisa dilanjutkan kembali.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Cuplikan Gol Sepakbola ID (@indonesia.highlightid) on

Selain itu, pelanggaran brutal terjadi pada laga Persebaya Surabaya kontra PSIS Semarang (30/5/19). Gelandang Persebaya, Elisa Basna, tertangkap kamera menginjak perut bagian ulu hati Fredyan Wahyu yang telah terjatuh.

Aksi Elisa hanya membuatnya diganjar kartu kuning dan sempat menimbulkan keributan. Buntut tindakan yang mengancam nyawa tersebut, Elisa bahkan mendapat kecaman dari para pendukungnya sendiri.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Liga Indonesia Tv 🇲🇨 (@ligaindonesiatv) on

Adapun penalti kontroversial terjadi ketika laga PSS Sleman melawan Semen Padang di Stadion Maguwoharjo (25/5/19). Kushedya Hari Yudo tertangkap melakukan diving di area kotak penalti Tim Kabau Sirah di babak kedua.

Hal tersebut memicu protes keras dari pemain Semen Padang. Namun, sang pengadil tetap mempertahankan keputusannya dan memberikan penalti untuk PSS.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Libero_idn (d/h @libero_id) (@libero_idn) on

Dalam hal sebaliknya, Persija Jakarta malah tak dihadiahi penalti kala Rio Saputra (PSIS) terekam handsball di kotak penalti (26/5/19). Kontroversi ini sampai menimbulkan protes salah satu penggawa Macan Kemayoran, Marko Simic, di media sosial.

Kontroversi ini diharapkan tidak lagi terjadi dengan usulan penggunaan VAR (Video Assistant Referee). Dengan VAR, kesalahan pengambilan keputusan bisa diminimalisir demi pertandingan yang lebih adil.