Liga Indonesia

Kisah NIAC Mitra Juara Turnamen di Bangladesh dan Disambut Presiden Soeharto

Rabu, 5 Juni 2019 12:01 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Lanjar Wiratri
 Copyright:
Juara dan Disambut Presiden Soeharto

Yudi Suryata dan kawan-kawan harus berada di Bangladesh selama 28 hari. Pertandingan sempat ditunda selama seminggu sehingga membuat para pemain kebosanan.

Beruntung, NIAC Mitra punya bos yang pengertian dalam diri Agustinus Wenas. Rombongan tim rencananya akan diajak jalan-jalan ke Katmandu, Nepal, namun sayangnya mereka tidak diperkenankan meninggalkan Dhaka, kota tempat penyelenggaraan Aga Khan Gold Cup.

Walau ‘tersiksa’ di sana, perjuangan mereka tidak sia-sia. NIAC Mitra keluar sebagai juara dan Dullah Rahim menyabet gelar pemain terbaik.

Pada babak semifinal, kebetulan Presiden RI kala itu, Soeharto, tengah berada di Bangladesh. Para pemain NIAC Mitra diajak ikut rombongan presiden dalam kunjungan kenegaraan tersebut.

Wenas yang tadinya menjanjikan jalan-jalan ke Nepal membayar hutangnya dengan mengajak para pemain NIAC Mitra berlibur tiga hari ke Thailand.

Akan tetapi, para pemain minta dua hari saja berlibur karena sudah rindu keluarga di Indonesia. Sekembalinya ke Indonesia, NIAC Mitra disambut dengan suka cita hingga tak jarang terjebak dalam euforia.

Kondisi itu berdampak kepada penampilan NIAC Mitra di putaran kedua. Peringkat NIAC Mitra terus merosot hingga akhirnya gelar juara Galatama edisi pertama diraih Warna Agung Jakarta.