Liga Indonesia

Gali Potensi Sepak Bola Wanita, PSSI Sebut NTT Aset untuk Timnas U-16

Selasa, 11 Juni 2019 07:30 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Indra Citra Sena
 Copyright:

INDOSPORT.COM - PSSI terus berupaya mengembangkan sepak bola wanita dengan menyelenggaraan turnamen-turnamen di berbagai daerah. Pekan ini, Asprov Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar turnamen bertajuk Piala Kartini di Lapangan Akademi Bali United, Kupang, pada 10-14 Juni. 

Dalam turnamen tersebut, PSSI dan Asprov juga bekerja sama dengan  Yayasan Rumah Solusi Beta Indonesia (RSBI) yang menginisiasi event ini. Anggota Exco Papat Yunisal mengaku sangat senang menyaksikan antusiasme remaja putri di Piala Kartini.

"Saya sudah tiga kali mengunjungi NTT. Pertama untuk proyek sepak bola wanita di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) karena proyek ini dimulai dari sana," kata Papat, Senin (10/6/19).

"Yang kedua, saya datang kesini karena ada pelatihan untuk para guru dan pelatih tim sepak bola wanita, baru kemudian datang lagi untuk Piala Kartini," ucapnya menambahkan. 

Kali ini, jumlah peserta masih sama seperti tahun sebelumnya, yakni 20 sekolah dari Kabupaten TTU dan TTS. Papat ingin melihat sejauh mana perkembangan di sana berdasarkan perbandingan event pertama (2018) dan kedua (2019).

Lebih lanjut, Papat menyatakan proyek yang kini tengah berlangsung merupakan langkah nyata PSSI yang semakin memperhatikan sepak bola wanita. Pengembangan akar rumput dilakukan untuk menggali potensi yang bisa dijadikan aset bagi skuat Garuda Pertiwi di masa depan.

Secara terbuka, Papat mengakui jika di NTT banyak terdapat remaja putri yang memiliki potensi untuk memperkuat timnas U-16. Hanya saja, hal itu butuh pengelolaan yang baik dari Asprov dan juga PSSI pusat. 

"Ada hal-hal yang harus kita selamatkan dari daerah-daerah pelosok, contohnya pernikahan dini, bahkan usia 13 tahun sudah dinikahkan oleh orang tua mereka. Belum lagi kebiasaan buruk yang merugikan mereka di masa muda seperti pola hidup tak sehat," tutur Papat.

"Kami ingin mencegah itu semua agar wanita mulai mengenal sepak bola sejak usia dini. Mereka sehat, mereka berperilaku baik, dan jika mereka fokus tentu bisa ke tingkat nasional," pungkas mantan pemain timnas Indonesia era 1980-an itu.