Liga Indonesia

Pernah Bawa Vanuatu ke Piala Dunia, Begini Kabar Eks Top Skor Liga Indonesia Dejan Gluscevic

Jumat, 14 Juni 2019 14:41 WIB
Penulis: Arum Kusuma Dewi | Editor: Juni Adi
© Alex Livesey - FIFA/FIFA via Getty Images
Dejan Gluscevic pernah bawa timnas Vanuatu ke Piala Dunia. Copyright: © Alex Livesey - FIFA/FIFA via Getty Images
Dejan Gluscevic pernah bawa timnas Vanuatu ke Piala Dunia.

INDOSPORT.COM - Lama tak terdengar kabarnya, mantan top skor Liga Indonesia musim 1995/96, Dejan Gluscevic kembali muncul ke permukaan dan menceritakan kisah hidupnya saat ini usai gantung sepatu.

Nama Dejan Gluscevic sempat jadi buah bibir di kalangan pecinta sepak bola Indonesia medio tahun 1990-an. Bagaimana tidak, pria berpaspor Kanada itu merupakan salah satu penyerang asing tersukses di bumi Nusantara. 

Kenangan tersebut terjadi kala ia memutuskan untuk mengadu nasib karier di Liga Indonesia, dan mengakhiri petualangannya di Eropa.

Dejan Gluscevic datang ke Tanah Air pada tahun 1994, bergabung dengan klub milik keluarga Bakrie, Pelita Jaya. Meski baru pertama kali menjajal Liga Indonesia, tidak membuat Gluscevic membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi.

Bersama The Commandos, ia tampil cukup produktif sebagai seorang striker dengan mencetak 21 gol di musim pertamanya. Ia juga sukses menciptakan duet maut bersama Kurniawan Dwi Yulianto di sepak bola Indonesia.

Ketajamannya meningkat kala dipinjamkan ke klub Mastrans Badung Raya di musim keduanya. Di sana, ia berhasil mengakhiri kompetisi dengan manis. 

© Facebook/Dejan Gluscevic
(Kanan) Manajer Mastrans, Olinga Atangana, Yadi Mulyadi, Sudirman, Surya Lesmana, Dejan Gluscevic, Agus Suparman, Henk Wullems. (Bawah) Maboang Kessack, Rahmalem, Alexander Saununu, Tata Saptaji, Adjat Sudrajat Copyright: Facebook/Dejan Gluscevic(Kanan) Manajer Mastrans, Olinga Atangana, Yadi Mulyadi, Sudirman, Surya Lesmana, Dejan Gluscevic, Agus Suparman, Henk Wullems. (Bawah) Maboang Kessack, Rahmalem, Alexander Saununu, Tata Saptaji, Adjat Sudrajat

Dejan Gluscevic membawa Bandung Raya menjuarai Liga Indonesia musim 1995/96, dan menyabet gelar top skor setelah mencetak 30 gol dari 33 pertandingan.

Namun sayang kariernya sempat terganggu, lantaran Liga Indonesia edisi 1998 harus terhenti karena kondisi politik dalam negeri yang tengah memanas.

Hal tersebut membuat Gluscevic memutuskan untuk meninggalkan Indonesia, dan hijrah ke negeri tetangga Singapura bergabung Tajong Pagar FC.

Pensiun di Kanada

Karier sepak bola profesionalnya lantas disudahi di Kanada tahun 2002, lebih tepatnya di North York Astros. Ia juga menyempatkan diri melatih skuat senior di klub tersebut.

Meski begitu, Gluscevic mengaku masih tetap memantau perkembangan sepak bola Indonesia melalui teknologi modern saat ini.

"Saya mengikuti sepak bola Indonesia menggunakan teknologi, dan tetap menjalin komunikasi dengan mantan rekan setim saya yang menjadi pelatih," kata Dejan Gluscevic kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT.

Merasa sudah cukup bekal ilmu kepelatihan, Dejan Gluscevic memutuskan hengkang dan kembali ke klub lamanya di Eropa, Red Star Belgrade untuk melatih tim junior dari tahun 2006 sampai 2010.

Empat tahun di sana, ia kemudian kembali ke sepak bola Asia Tenggara. Dejan Gluscevic diberi kepercayaan melatih tim nasional Singapura U-19 di Kualifikasi Piala AFC U-19.

Di bawah tangan dinginnya, regenerasi tim nasional Negeri Singa cukup baik. Ia dianggap ‘penemu’ sejumlah pemain berbakat Singapura yang untuk menjadi pondasi dan andalan di tim senior dan U-22 saat ini.

Selepas dari Singapura, salah satu negara kepulauan di benua Oceania, Vanuatu tertarik memakai jasanya untuk mengembangkan pemain muda.

Pada tahun 2017, Dejan Gluscevic pun resmi melatih Vanuatu U-20, karena dianggap sebagai sosok yang tepat menangani Bong Kalo cs, menggantikan pelatih lokal, Etienne Mermer.

Tugas Berat Dejan Gluscevic Bersama Vanuatu

Bersama Vanuatu U-20, Dejan Gluscevic diberi tugas berat yakni mampu membawa timnya berbicara banyak dalam putaran final Piala Dunia U-20 2017 di Korea Selatan lalu.

Namun sayang, setiap harapan memang tidak selalu sejalan dengan dengan kenyataan. Tergabung di grup neraka bersama Jerman, Venezuela dan Meksiko, Vanuatu tidak bisa berbuat banyak.

Dari tiga pertandingan babak penyisihan grup, Vanuatu gagal meraih satupun kemenangan. Namun Gluscevic tetap bangga akan kiprahnya di sana.

"Vanuatu U-20 meraih tujuan dari apa yang VFF tentukan, kami bermain baik melawan Meksiko dan Jerman. Kami sanggup tampil kompetitif sekalipun menghadapi lawan-lawan yang bermain di final."

© Alex Livesey - FIFA/FIFA via Getty Images
Dejan Gluscevic pelatih Timnas Vanuatu U-19. Alex Livesey - FIFA/FIFA via Getty Images Copyright: Alex Livesey - FIFA/FIFA via Getty ImagesDejan Gluscevic saat menjadi pelatih Timnas Vanuatu U-20. Alex Livesey - FIFA/FIFA via Getty Images

"Lalu kami juga memainkan 21 pemain yang didaftarkan, kami bahkan mencetak gol lebih banyak ketimbang Jerman dan Meksiko di grup B," sambungnya bangga.

"Kini, Vanuatu sedang mempersiapkan diri untuk tampil di Piala Oseania dan Olimpiade. Skuat mereka saat ini, merupakan blue print dari skuat didikan saya di Piala Dunia U-20," kata Gluscevic lagi.

Tertarik Melatih di Liga Indonesia

Pasca tersingkir, kini Dejan Gluscevic berstatus tanpa agen dan tanpa klub. Ia menganggur, sambil sesekali muncul di televisi untuk menjadi komentator pertandingan sepak bola.

"Ini bukan pengalaman baru bagi saya karena saya sering berkomentar di TV saat berlangsung Piala Dunia dan Piala Eropa ketika saya berada di Indonesia juga," ujarnya.

Saat menutup perbincangan hangat dengan redaksi portal berita olahraga INDOSPORT, Dejan Gluscevic menuturkan kerinduannya untuk bisa kembali merasakan atmosfer sepak bola Indonesia sebagai pelatih.

Pira kelahiran Yugoslavia itu mengaku siap dan tidak akan pikir panjang untuk menerima tawaran, jika ada tim Liga 1 yang tertarik memakai jasanya, atau bahkan menangani Tim Nasional Indonesia.

"Saya bersedia dan tertarik untuk melatih di Indonesia. Saya tidak pernah mendapat kesempatan untuk melatih di Indonesia. Merupakan suatu kebanggaan andai bisa melatih tim elite di Liga Indonesia atau bahkan tim nasional Indonesia," tutup Dejan Gluscevic.