Liga Indonesia

Rahmad Darmawan Buka Suara Soal Pemecatan Pelatih Liga 1 dan Nasib Pelatih Lokal

Sabtu, 6 Juli 2019 15:51 WIB
Penulis: Martini | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Arif Rahman/INDOSPORT
Pelatih PS Tira Persikabo, Rahmad Darmawan saat konferensi pers menjelang laga kontra Persib Bandung di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Senin (17/06/2019). Copyright: © Arif Rahman/INDOSPORT
Pelatih PS Tira Persikabo, Rahmad Darmawan saat konferensi pers menjelang laga kontra Persib Bandung di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Senin (17/06/2019).

INDOSPORT.COM – Fenomena pemecatan dan hengkangnya sejumlah pelatih di awal kompetisi Shopee Liga 1 2019 menjadi perhatian sejumlah masyarakat. Hal tersebut tentu mengancam kursi kepemimpinan banyak pelatih lainnya, termasuk Rahmad Darmawan alias RD.

Pria yang saat ini menukangi klub Tira Persikabo itu mengakui memang status sebagai pelatih sepak bola di Indonesia bukanlah sebuah hal yang menjanjikan, lantaran ancaman pemecatan oleh manajemen bisa datang kapan saja, bahkan tak menutup kemungkinan saat baru melatih seumur jagung.

“Buat saya, itu resiko seorang pelatih. Kadang-kadang belum kompetisi dimulai, turnamen saja sudah diganti, itulah dinamika menjadi pelatih sepak bola di Indonesia,” ucap Rahmad Darmawan kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT.

Eks pelatih Timnas Indonesia itu juga mengakui saat ini klub Liga 1 lebih banyak mengandalkan pelatih asing, sehingga mengancam eksistensi pelatih lokal Indonesia.

Sejauh ini hanya RD dan beberapa pelatih lain seperti Jan Saragih, Yunan Helmi, Djadjang Nurjaman, Nil Maizar, Jafri Sastra, Seto Nurdiantoro, dan Syafrianto Rusli yang berstatus sebagai pelatih asli Tanah Air.

Padahal jika seorang pelatih asal Indonesia telah kehilangan kepercayaan manajemen dan dipecat dari klub, akan sangat sulit baginya untuk mendapatkan kontrak di klub baru setara Liga 1.

“Memang tidak mudah, itu sebuah tantangan apalagi untuk pelatih lokal, karena untuk membangun sebuah kepercayaan pelatih lokal kepada manajemen klub Indonesia itu jauh lebih susah dibandingkan kalau pelatih asing.”

“Dia gagal, dia bisa pindah hari itu juga ke lain klub. Tapi kalau kita (pelatih lokal) butuh waktu untuk kembali membangun kepercayaan. Saya rasa itu tantangan, jangan putus asa,” pungkasnya.