Bola Internasional

On This Day: Pussy Riot ‘Sempurnakan’ Gelar Piala Dunia 2018 Milik Prancis

Senin, 15 Juli 2019 07:08 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Prio Hari Kristanto
© Getty Images
Pussy Riot menyusup ke lapangan di laga final Piala Dunia 2018 yang dijuarai oleh Prancis Copyright: © Getty Images
Pussy Riot menyusup ke lapangan di laga final Piala Dunia 2018 yang dijuarai oleh Prancis

INDOSPORT.COM – Pada 15 Juli 2018 atau tepat setahun yang lalu, Timnas Prancis meraih gelar juara Piala Dunia 2018 di Luzhniki Stadium, Moskow, Rusia.

Perjalanan Prancis hingga menuju final memang sedikit mendebarkan. Tim asuhan Didier Deschamps nyaris disingkirkan Argentina di babak 16 besar sebelum akhirnya menang 4-3.

Setelah pertandingan, penonton bersuka cita malam harinya. Harapan untuk juara mulai dipupuk dan diharapkan kembali diraih tepat 20 tahun setelah terakhir menjadi juara pada Piala Dunia 1998.

Mimpi itu terwujud di final pada 15 Juli 2018. Prancis mengangkat trofi Piala Dunia kedua mereka setelah menaklukkan tim kuda hitam, Kroasia, dengan skor meyakinkan 4-2.

Dalam kurun waktu kurang lebih 90 menit, banyak momen tercatat dalam buku sejarah dunia, soal cerita di atas lapangan dan hal-hal tak terduga yang membuat gempar.

Video Assistant Referee atau biasa disingkat VAR muncul sebagai gebrakan. VAR mendekatkan yang jauh dari pengamatan mata wasit, meski belakangan justru menjadi kontroversial.

Tak mengapa, sebab VAR turut andil memenangkan Prancis di final Piala Dunia 2018. Gol kedua Prancis melalui penalti Antoine Griezmann bermula dari pengamatan VAR.

Gol tersebut juga menjadi nostalgia tatkala gol penalti terakhir di final Piala Dunia terjadi pada 2006. Kala itu, yang mencetak gol adalah legenda Timnas Prancis yang kini menjadi pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane.

Bak gayung bersambut, Kylian Mbappe turut mencatatkan rekor setelah mencetak gol pengunci kemenangan Prancis. Ia menasbihkan diri sebagai remaja kedua yang mengemas gol di final Piala Dunia setelah Pele pada Piala Dunia 1958.

Rekor-rekor indah tersebut menyempurnakan gelar Piala Dunia 2018 milik Prancis. Semakin ‘sempurna’ setelah segerombolan anak band punk bernama Pussy Riot ‘nyelonong’ masuk ke lapangan.

Dari arah belakang gawang kiper Prancis, Hugo Lloris, anggota Pussy Riot yang mengenakan celana panjang hitam dengan kemeja putih dan dasi hitam menginvasi lapangan.

Berdasarkan laporan media The Guardian, aksi Pussy Riot tersebut merupakan bentuk protes terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Pussy Riot memang kerap beraksi untuk memprotes kebijakan yang dianggap ‘maskulin’. Karya-karya mereka tidak jauh dari isu feminis, LGBT, dan kebijakan Vladimir Putin lainnya yang dianggap diktatoris.

Tanggal 15 Juli 2018 akan dikenal sebagai perayaan juara Piala Dunia 2018 milik Prancis yang ‘sempurna’. Di sana ada rekor yang tercipta sampai aksi protes Pussy Riot yang menyita perhatian sebagai pemanis.