Liga Indonesia

Rugi Akibat Kartu Merah, Jafri Sastra Minta Pemain PSIS Kontrol Emosi

Sabtu, 27 Juli 2019 16:55 WIB
Penulis: Alvin Syaptia Pratama | Editor: Indra Citra Sena
© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Pelatih PSIS Semarang, Jafri Sastra, berbincang dengan Patrick Mota dalam latihan di Stadion Gemilang, Kab. Magelang. Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT Copyright: © Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Pelatih PSIS Semarang, Jafri Sastra, berbincang dengan Patrick Mota dalam latihan di Stadion Gemilang, Kab. Magelang. Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT

INDOSPORT.COM - Pelatih PSIS Semarang, Jafri Sastra, tampak kapok saat salah satu pemainnya, Patrick Mota, menerima kartu merah dalam laga pekan ke-10 Shopee Liga 1 2019 melawan Persib Bandung di Stadion Moch. Soebroto, Minggu (21/7/19), silam.

Pasalnya, kehilangan Patrick Mota membuat permainan PSIS seperti kehabisan bensin di sektor tengah sehingga mereka harus menerima kenyataan kalah dari Persib akibat gol tunggal Ezechiel N’Douassel.

Tak mau kejadian serupa terulang, pelatih asal Payakumbuh tersebut kini melakukan beberapa cara untuk membenahi mental pemain supaya tidak mudah emosi di atas lapangan.

“Kami sebenarnya tak bisa begitu saja menyalahkan pemain yang kena kartu merah. Karena itulah, kami melakukan evaluasi dari beberapa aspek tentang penyebab seorang pemain diusir dari lapangan,” ujar Jafri Sastra kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Sabtu (27/7/19).

“Hasil analisis kami yakni kontrol emosi sang pemain kurang sehingga berefek kepada mentalitas individu yang bisa membuat tindakan konyol di lapangan,” imbuhnya.

Jafri Sastra pun terus melakukan komunikasi dengan Patrick Mota dan beberapa pemain PSIS Semarang lain untuk lebih baik ke depannya dan menghindari perbuatan-perbuatan yang bisa merugikan tim saat berada di lapangan.

Khusus Patrick Mota, kami meminta bantuan Wallace Costa untuk ikut menjelaskan karena musim ini merupakan tahun pertamanya merumput di Indonesia. Beberapa karakteristik sepak bola Tanah Air tentang ragam dan ciri khasnya harus segera ia pahami,” jelas Jafri.

Sebuah pelanggaran memang wajar dalam dunia sepak bola, namun eks pelatih Mitra Kukar itu ingin anak asuhnya menaruh respek kepada pemain yang dilanggar dan berhenti melakukan tindakan tidak perlu sewaktu bertanding.