Liga Indonesia

3 Jasa Besar Djadjang Nurdjaman bagi Persebaya Surabaya Sebelum Dipecat

Minggu, 11 Agustus 2019 15:51 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© INDOSPORT
Berikut 3 jasa besar yang pernah dilakukan Djadjang Nurdjaman bagi Persebaya Surabaya sebelum dirinya dipecat pada Sabtu (10/08/19) lalu. Copyright: © INDOSPORT
Berikut 3 jasa besar yang pernah dilakukan Djadjang Nurdjaman bagi Persebaya Surabaya sebelum dirinya dipecat pada Sabtu (10/08/19) lalu.

INDOSPORT.COM - Berikut 3 jasa besar yang pernah dilakukan Djadjang Nurdjaman bagi Persebaya Surabaya sebelum dirinya dipecat pada Sabtu (10/08/19) lalu.

Manajemen Persebaya Surabaya memutuskan untuk mengakhiri kerjasamanya dengan Djanur, tepat setelah hasil imbang di laga big match Persebaya vs Madura United di Stadion GBT.

Melansir dari laman resmi klub, Manajemen Persebaya mengklaim jika Djanur menerima keputusan pemecatan tersebut walau dalam artikel tidak tertulis pernyataan langsung dari sang pelatih.

"Djanur menerima semua keputusan manajemen. Dia menyatakan bertanggung jawab atas performa Persebaya," demikian pernyataan aritkel situs resmi.

Pemecetan Djanur semakin memperjelas bukti jika Liga 1 Indonesia merupakan kompetisi keras, dan menjadi 'kuburan' bagi banyak pelatih bahkan pelatih asing sekalipun.

Djanur sendiri meninggalkan Persebaya Surabaya tidak dengan tangan kosong, mantan juru latih Persib Bandung itu berhasil memberikan gelar runner-up di ajang Piala Presiden 2019 lalu.

Selain gelar runner-up di ajang Piala Presiden 2019, sejumlah catatan dan raihan positif pada musim sebelumnya juga pernah ditorehkan Djanur bagi Persebaya.

Berikut INDOSPORT.COM coba merangkum dan mengulas 3 jasa besar yang pernah dilakukan Djadjang Nurdjaman bagi Persebaya Surabaya sebelum ia dipecat.

1. Pengembangan Bakat Muda
Persebaya Surabaya sejatinya beruntung dilatih Djanur, lantaran sang arsitek asal Majalengka ini gemar memainkan bakat muda Bajul Ijo dalam beberapa pertandingan resmi bahkan big match di Liga 1.

Beberapa pemain muda Persebaya Surabaya yang pernah tampil di bawah arahan Djanur antara lain, Rachmat Irianto, Muhammad Hidayat, Osvaldo Haay, hingga Miswar Saputra.

Khusus bagi nama terakhir, penjaga gawang yang masih berusia 23 tahun tersebut bahkan menjadi kiper utama Persebaya di musim ini dan menggeser beberapa kiper senior macam Abdul Rohim dan Imam Fadillah.

2. Memoles Bintang Uzur
Meski cukup gemar memainkan pemain muda, namun Djanur tak pernah melupakan para pemain senior Persebaya bahkan beberapa malah sukses menjadi pilar penting hingga kembali mendapat panggilan Timnas.

Salah satu pemain berumur yang berhasil menemukan top peformanya adalah Ruben Sanadi, di mana pemain yang telah menginjak umur kepala tiga tersebut selalu menjadi pilihan utama di sektor bek sebelah kiri Bajul Ijo.

Djanur juga berani memberikan ban kapten kepada Ruben Sanadi, padahal sang pemain sebelumnya dikenal sebagai pemain tempramental dan tak jarang mendapat kartu merah langsung.

Namun, berkat kesabaran serta kedisiplinan sang pelatih, Ruben Sanadi di musim ini menjelma sebagai pemimpin tangguh bagi para punggawa muda Persebaya bahkan pelatih Simon McMenemy tak ragu untuk kembali memanggilnya di Timnas Indonesia.

3. Mengembalikan Taji Persebaya dan David da Silva
Meski berstatus tim promosi, Persebaya berhasil mengembalikan taji mereka sebagai tim besar dan ditakuti banyak lawan bahkan melangkah ke partai final Piala Presiden 2019.

Hebatnya lagi, dalam dua leg babak semifinal kemarin mereka berhasil menaklukan tim penuh bintang yang berjuluk 'los galacticos Indonesia' Madura United, termasuk saat tampil di partai tandang ke Madura.

Berbekal pemain muda, Persebaya Surabaya mampu menggilas Madura United 1-0 di laga kandang, serta menang tipis 2-3 saat bermain di partai tandang.

Selain mengembalikan taji Persebaya di Liga 1, tangan dingin Djanur pun berhasil membuat penyarang David da Silva yang sempat terbuang kembali menjadi predator mematikan musim lalu, bahkan membuat klub Korea Selatan kepincut untuk meminangnya.

Sayangnya, saat memutuskan gabung ke klub Korea Selatan, ketajaman David da Silva mulai menurun dan akhirnya kontrak pemain asal Brasil tersebut diputus di pertengahan musim.