Liga Indonesia

Kantongi Lisensi AFC Pro, Ini Harapan Trio PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta

Sabtu, 7 September 2019 16:42 WIB
Penulis: Prabowo | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Indra Sjafri mengawasi skuat Timnas Indonesia U-22 saat menjalani latihan di Lapangan YIS, Sleman, Selasa (27/08/19) pagi. Foto: Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT Copyright: © Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Indra Sjafri mengawasi skuat Timnas Indonesia U-22 saat menjalani latihan di Lapangan YIS, Sleman, Selasa (27/08/19) pagi. Foto: Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT

INDOSPORT.COM - Sebanyak 20 pelatih nasional akhirnya mengantongi lisensi kepelatihan AFC Pro. Seremoni kelulusan sendiri berlangsung di Hotel Atlet Century, Senayan, Jumat (06/09/12).

Sertifikat kepelatihan tertinggi itu menjadi penantian setelah perjuangan panjang selama kursus. Mereka harus melewati lima modul mulai April tahun lalu hingga akhirnya dinyatakan lulus.

Dari 20 pelatih itu, tiga di antaranya berada di dua klub DIY yakni PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta. Mereka Seto Nurdiyantoro (pelatih PSS), Aji Santoso (pelatih PSIM), dan Indra Sjafri juru taktik Timnas Indonesia U-22 sekaligus konsultan pembinaan pemain usia muda PSIM.

Aji mengaku lega dan senang atas penghargaan tersebut. Ia berharap kursus kepelatihan tersebut dapat terus dilaksanakan.  

"Harapannya tentu bermanfaat untuk pesepak bolaan Indonesia dan mudah-mudahan secara pribadi saya bisa sukses dengan ilmu yang saya dapatkan. Sekarang juga sudah banyak mantan pesepak bola yang ambil kursus," kata Aji Santoso, Sabtu (07/09/19).

Indra berharap lisensi AFC Pro tersebut terus berlanjut. Dirinya ingin semakin banyak pelatih Indonesia yang mendapatkan lisensi tertinggi.

"Jangan berhenti di generasi pertama ini. Kalau bisa lebih banyak lagi. Tidak hanya lisensi AFC Pro saja yang kita butuhkan, tapi kita butuh pelatih berlisensi A, B, C, dan D," harap Indra Sjafri.

Sementara itu, Seto mengaku banyak mendapatkan pelajaran dari instruktur dan pelatih senior. Pelatih berusia 45 tahun itu berharap program ini akan memicu kemunculan pelatih muda untuk pengembangan sepak bola Indonesia.

"Bukan sekadar mencari lisensi, tapi belajar untuk kemajuan sepak bola," tegasnya.