Liga Indonesia

Jadi Pelatih Baru, Jafri Sastra Hidupkan Tradisi yang Sudah Lama Ditinggalkan PSMS

Selasa, 10 September 2019 17:16 WIB
Penulis: Aldi Aulia Anwar | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Aldi Aulia Anwar/INDOSPORT
Skuat PSMS Medan saat menggelar classroom, Senin (09/09/2019) sore. Copyright: © Aldi Aulia Anwar/INDOSPORT
Skuat PSMS Medan saat menggelar classroom, Senin (09/09/2019) sore.

INDOSPORT.COM - Jafri Sastra telah resmi menjadi nahkoda anyar PSMS Medan hingga akhir musim Liga 2 2019. Ia menggantikan posisi Abdul Rahman Gurning yang memutuskan mundur.

Namun ada hal yang berbeda setelah pelatih sepak bola berusia 54 tahun itu bergabung dengan PSMS. Ia tidak menggelar latihan di Stadion Kebun Bunga, Medan, Senin (09/09/19) sore kemarin.

Pasalnya, setiba resmi diperkenalkan ke publik, Minggu (08/09/19) sore kemarin, ia langsung menggelar latihan bersama dengan Legimin Raharjo dkk. Namun di hari keduanya bersama PSMS, ia tidak menggelar latihan sore.

Meski tidak menggelar latihan sore, eks pelatih PSIS Semarang itu menggelar Classroom bersama skuatnya di mess PSMS. Sebab di pagi harinya PSMS telah menggelar latihan.

Classroom itu menjadi pertama kalinya yang dilakukan oleh para pemain PSMS di Liga 2 musim ini. Sebelumnya selama diarsiteki oleh Gurning mereka tidak pernah menggelar hal tersebut. Terakhir PSMS menggelar hal tersebut saat masih berkompetisi di Liga 1 2018 lalu.

Jafri Sastra membeberkan alasan mengapa dirinya menggelar Classroom tersebut. Ia menyebut sebagai bentuk motivasi skuatnya yang saat ini tengah mengalami tren minor di liga.

"Ada hal yang gak ada kadang jadi ada. Tapi setiap pelatih punya standar dan gaya masing-masing. Classroom adalah salah satu tujuannya untuk memotivasi anak-anak," katanya kepada awak media usai classroom, Senin (09/09/19) sore.

"Anak-anak dalam kondisi yang mereka tidak inginkan. Banyak hal yang perlu dibagikan pada mereka. Artinya tidak bisa langsung bicara kalau menang kasih bonus," lanjutnya.

Kendati baru dua hari bergabung dengan PSMS, Jafri Sastra mengakui tidak ada kendala adaptasi dengan skuatnya. Bahkan ia mengaku sejumlah beberapa pemain PSMS sudah mengenalnya dan berharap di tujuh laga sisa ini timnya bisa bangkit.

"Melalui classroom ini justru kita gali bagaimana anak-anak punya pijakan untuk memenangkan laga. Di tujuh sisa laga ini kita harus punya gaya sendiri untuk bisa bangkit. Ini penting karena sangat menentukan lolos atau tidaknya (target awal) ke 8 babak besar," pungkasnya.

PSMS Medan memang perlu segera berbenah. Meski sempat menguasai puncak klasemen Liga 2 2019 Wilayah Barat, Ayam Kinantan kini justru turun ke peringkat tujuh dengan 24 poin. Lalu, apakah program baru Jafri Sastra ini nantinya bisa membawa kebangkitan bagi PSMS?