Liga Indonesia

Didenda Rp50 Juta Akibat Kasar, PSIS Tak Masalah Asalkan Bisa Menang

Senin, 23 September 2019 14:05 WIB
Penulis: Alvin Syaptia Pratama | Editor: Indra Citra Sena
© Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
General Manager Wahyu Winarto (biru) di Kantor PSIS. Copyright: © Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
General Manager Wahyu Winarto (biru) di Kantor PSIS.

INDOSPORT.COM - PSIS Semarang menerima sanksi denda dari Komisi Disiplin PSSI sebesar Rp50 juta lantaran menerima lima kartu kuning sepanjang laga tandang kontra PSM Makassar di Stadion Andi Mattalatta, Rabu (11/9/19), pekan lalu.

Ada pun lima pemain PSIS yang diganjar kartu kuning oleh wasit Aprisman Aranda antara lain Frendi Saputra, Ganjar Mukti, Finky Pasamba, Wallace Costa, dan Safrudin Tahar.

Namun, manajemen PSIS Semarang justru tak menganggap hal itu sebuah masalah karena pada laga tersebut pihaknya berhasil mengamankan poin penuh sekaligus mematahkan rekor kandang PSM Makassar di kompetisi Shopee Liga 1 2019.

"Itu kan kondisinya di lapangan, anak-anak terkena kartu kuning juga untuk tim. Tentunya tidak ada masalah dari manajemen terkait sanksi tersebut," ujar General Manager PSIS, Wahyu Winarto, kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Senin (23/9/19).

"Apalagi di sana kami berhasil mencuri tiga poin. Saya kira anak-anak punya pertimbangan tersendiri. Kondisi di dalam lapangan kan situasional," ujar pria yang akrab disapa Liluk tersebut.

Wahyu Winarto juga berharap hal ini tidak terjadi lagi ke depannya. Ia ingin timnya menang, tanpa bermain kasar, namun jika memang hal tersebut kembali terulang, ia tak ingin mempermasalahkan asalkan PSIS Semarang dibayar dengan kemenangan.

"Kami berharap tidak terjadi lagi, tapi itu sekali lagi yang tahu anak-anak. Dan itu juga sudah aturan, jadi kami harus menaatinya," tandas Liluk.

Musim ini memang tidak hanya PSIS yang harus menerima sanksi denda akibat dalam satu pertandingan mendapatkan lima kartu kuning. Klub-klub lainnya juga pernah mengalami situasi serupa sesuai regulasi yang diterbitkan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi.