In-depth

Chelsea Vs Man United, Adu Pembuktian Kematangan Taktik Lampard atau Solskjaer

Rabu, 30 Oktober 2019 16:00 WIB
Editor: Matheus Elmerio Giovanni
© Grafis: Yanto/Indosport.com
Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer dan Pelatih Chelsea, Frank Lampard. Foto: footyrenders.com Copyright: © Grafis: Yanto/Indosport.com
Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer dan Pelatih Chelsea, Frank Lampard. Foto: footyrenders.com

INDOSPORT.COM - Pertandingan sengit di Piala Liga Inggris antara Chelsea vs Manchester United akan menjadi ajang pembuktian kematangan taktik Frank Lampard atau Ole Gunnar Solskjaer.

Ya, kedua pelatih muda Liga Inggris itu akan saling unjuk gigi apakah taktik yang mereka miliki dapat diterapkan atau tidak oleh masing-masing tim asuhannya.

Final kepagian tersaji di Stamford Bridge tatkala Chelsea sudah harus berjumpa Manchester United di babak keempat Piala Liga Inggris.

Chelsea lolos ke babak keempat Carabao Cup dengan mudah dengan membantai Grimsby 7-1, sedangkan Manchester United harus melewati adu penalti melawan Rochdale.

Laga ini merupakan pertemuan kedua kalinya untuk Solskjaer dan Lampard. Setelah Manchester United vs Chelsea di awal musim Liga Inggris 2019-2020.

Saat itu, Manchester United menang telak dengan skor 4-0 di Old Trafford. Meski begitu, Lampard bersama Chelsea bernasib lebih baik di klasemen ketimbang Solskjaer dengan Manchester United asuhannya.

Lampard berhasil mengantarkan Chelsea berada di posisi ke-4 klasemen sementara Liga Inggris sejauh ini dengan raihan 20 poin, sementara Manchester United harus tergeser hingga urutan ke-7.

Melihat posisi Chelsea vs Manchester United di klasemen sementara tentu sedikit terlihat siapa yang lebih sukses sejauh ini, Lampard atau Solskjaer.

Tapi INDOSPORT ingin mengajak para pembaca setia untuk melihat sejauh mana kematangan taktik Lampard atau Solskjaer jelang pertandingan Chelsea vs Manchester United.

Kematangan Taktik Lampard di Chelsea

© Julian Finney/GettyImages
Frank Lampard, Pelatih Chelsea. Copyright: Julian Finney/GettyImagesFrank Lampard, Pelatih Chelsea.

Jika berbicara taktik, kita akan bahas terlebih dulu secara formasi. Memulainya dengan taktik yang diterapkan oleh Lampard di Chelsea sejak awal musim ini.

Saat pertandingan debutnya sebagai pelatih Chelsea di Liga Inggris menghadapi Manchester United, Lampard mengawali laga dengan formasi 4-2-3-1.

Sayang sekali, Lampard harus mengalami kekalahan telak 4-0 dari Manchester United pada laga debutnya sebagai pelatih Chelsea.

Setelah kalah telak menghadapi Manchester United, Lampard pun terlihat menggonta-ganti taktik Chelsea. Dari 10 pertandingan Liga Inggris sejauh ini, Chelsea telah bermain dengan formasi 4-3-3 sebanyak 7 kali, 4-2-3-1 dua kali dan 3-4-2-1 sekali.

Bahkan formasi 3 bek yang hanya sekali dipakai Chelsea, berbuah kemenangan telak 5-2 menghadapi tim kuda hitam di Liga Inggris, yakni Wolverhampton pada pertengahan September 2019 lalu.

Sejauh musim ini, Lampard pun bisa kita bilang sebagai pelatih yang tidak takut mengambil risiko dengan memainkan sejumlah pemain muda dari akademik Chelsea.

Kita sebut saja, Tammy Abraham (8 gol), Mason Mount (4 gol) dan Fikayo Tomori. Ketiga pemain tersebut semuanya sudah memainkan lebih dari 10 penampilan di Liga Inggris sejauh ini.

Memainkan para pemain seperti Willian dan Mason Mount di belakang Tammy Abraham yang striker tunggal, dibantu juga oleh Cesar Azpilicueta dan Marcos Alonso yang sukses membuat permainan Chelsea begitu atraktif saat menyerang.

Menurut Whoscored, dari 23 gol yang sudah dicetak sejauh musim ini, 17 gol di antaranya berasal dari open play yang artinya para pemain Chelsea sangat kompak dalam membangun serangan yang efektif.

Nampaknya rencana Lampard sejak dirinya ditunjuk sebagai pelatih Chelsea, yaitu memadukan para pemain muda dan senior cukup berhasil saat ini.

Kematangan Taktik Solskjaer di Manchester United

© premierleague
Ole Gunnar Solskjaer ucapkan terima kasih kepada suporter di tribun. Copyright: premierleagueOle Gunnar Solskjaer ucapkan terima kasih kepada suporter di tribun.

Giliran Solskjaer kita bedah taktiknya saat melatih Manchester United di Liga Inggris musim ini. Apakah memang sudah matang dan mampu meraup tiga poin dini hari nanti?

Pada laga perdana Liga Inggris musim ini, Solskjaer memakai formasi andalannya yang sudah dipakai sejak paruh kedua musim lalu. Yaitu formasi 4-2-3-1, dengan Anthony Martial sebagai striker tunggal.

Formasi 4-2-3-1 tersebut masih berjalan dengan sukses dengan melumat Chelsea 4-0 di Old Trafford pada laga perdana Liga Inggris musim ini.

Tapi setelah itu, Manchester United seperti kehilangan magis dalam formasi tersebut. Mereka ditahan imbang oleh Wolverhampton dan Southampton, dan bahkan kalah dari Crystal Palace di tiga laga berikutnya.

Sejauh 10 pertandingan Liga Inggris musim ini, Manchester United nyatanya tetap setia pada formasi 4-2-3-1 sebanyak 9 kali dan 3-4-1-2 hanya sekali.

Dari 9 penampilan memakai formasi 4-2-3-1, Manchester United hanya mampu cetak 12 gol dan kemasukan 9 gol. Mereka juga menang 3 kali, imbang 3 kali dan kalah 3 kali.

Memiliki salah satu bek termahal di Liga Inggris, Harry Maguire dan juga bek kanan, Aaron Wan-Bissaka, ternyata tak membuat taktik Solskjaer di Man United berjalan dengan baik.

Dari total 13 gol yang dicetak sejauh ini, hanya sebanyak 7 gol diciptakan lewat open play, counter attack 3 gol, dari tendangan penalti 2 gol dan satu gol tendangan bebas.

Para pemain Manchester United khususnya di lini depan juga tampak kesulitan menunjukkan kreativitasnya. Dengan Whoscored mencatat hanya 10 tendangan dari jarak dekat, dari total 138 tendangan ke gawang lawan sejauh musim ini.

Jika berbicara taktik siapa yang lebih matang, nampaknya Lampard dengan kekuatan motivasinya di skuat Chelsea akan siap membalaskan dendam kekalahan telak 4-0 di laga perdana Liga Inggris dari Manchester United.

Tapi taktik siapa yang sesungguhnya terbukti matang, akan kita lihat saat pertandingan Chelsea vs Manchester United dimainkan di Stamford Bridge pada Kamis, pukul 03.05 WIB dini hari nanti. Siapa menurutmu yang akan menang? Lampard atau Solskjaer?