Bola Internasional

Choo Seng Quee, Pelatih Asia Pertama Timnas Indonesia yang ‘Kejam’

Selasa, 5 November 2019 09:37 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Lanjar Wiratri
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Choo Seng Quee atau yang biasa dikenal dengan Uncle Choo merupakan pelatih asing Asia pertama yang menangani timnas Indonesia.

Terpilihnya Mochamad Iriawan atau Iwan Bule sebagai Ketua Umum PSSI 2019-2023 memunculkan kabar pergantian pelatih timnas Indonesia.

Iwan Bule mendalami kemungkinan mendepak Simon McMenemy dan mencoba peruntungan merekrut pelatih asal Asia seperti yang dilakukan timnas Thailand dan Vietnam.

“Ada yang bilang Luis Milla pantas melatih Timnas Indonesia. Ada juga pelatih eks Korea Selatan. Itu semua akan kami dalami,” kata Iwan Bule.

Nama yang belakangan muncul adalah eks pelatih timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018, Shin Tae-yong. Namun, kabar tersebut masih belum dapat dipastikan.

Di sisi lain, rasanya sudah lama timnas Indonesia tidak dilatih pelatih asing Asia. Terakhir kali skuat Garuda ditangani pelatih asal Benua Kuning terjadi pada tahun 1951 silam.

Choo Seng Que namanya atau lebih familiar dengan sebutan Uncle Choo. Ia merupakan pelatih asal Singapura yang terkenal ‘kejam’.

Kedatangan pelatih tersukses Singapura tersebut tidak lepas dari peran pengusaha bernama Tony Wen yang membayar gaji Choo selama melatih timnas Indonesia.

Choo ditunjuk di tengah kondisi sepak bola Indonesia yang masih belum stabil. PSSI baru berdiri kembali di bawah kepemimpinan Maladi pasca kemerdekaan dan kompetisi belum bergulir lagi.

Meski begitu, ia tetap bertekad membangun tim yang tangguh berbekal pengalaman melatihnya selama 28 tahun dan filosofi bermain yang bermodalkan kemampuan fisik.

Setelah kegagalan di perempatfinal Asian Games 1951, Choo langsung menggeber latihan keras untuk membangun timnas yang tangguh  di tahun 1953 dalam jangka waktu yang panjang.

Ia melakukan pemusatan latihan (pelatnas) selama kurang lebih dua minggu sebelum menjalani tur keliling luar negeri. Sayangnya, pelatnas tersebut tidak diikuti pemain langganan timnas, seperti Aang Witarsa (Persib), Chris Ong dan Sugiono (Persija), Sunar (PSM Makassar), Pasqua, Sian Lion, dan Tiong Ho Da (Persebaya).

Meski begitu, Choo tetap melanjutkan pelatnas. Beberapa pemain bahkan bergabung secara sukarela untuk mengikuti latihan timnas Indonesia guna menyerap metode latihan Choo.

Selama berlatih keras di Lapangan Ikada, para pemain ditempa habis-habisan, namun tetap mendapatkan fasilitas yang memadai dari PSSI. Pemain harus bangun pukul 05.30 pagi dan mengikuti latihan fisik hingga pukul 07.00.

Pada sore harinya, mereka melanjutkan latihan taktik dan malamnya diharuskan makan bersama tepat pukul 21.00. Hal ini menunjukkan betapa disiplinnya pelatih Choo Seng Quee.

Para pemain timnas Indonesia memang ambyar di awal, tetapi mereka merasakan manisnya di akhir. Striker legendaris PSM Makassar, Ramang, yang sampai pincang-pincang menjadi salah satu bukti tempaan Choo.

Hasilnya, dalam lawatan timnas Indonesia ke tiga negara, sembilan kemenangan berhasil diraih dengan catatan 46 gol dan 9 kebobolan. Timnas Indonesia hanya sekali kalah, itupun dari Korea Selatan dengan skor 1-3.

Belakangan ini, PSSI mempertimbangkan melirik kembali pelatih asing asal Asia. Kira-kira, bisakah pelatih asing Asia memberikan prestasi bagi timnas Indonesia?