In-depth

Serial Skuat Emas SEA Games 1991: Erick Ibrahim, Jasa Besar Kiper Pelapis

Kamis, 21 November 2019 18:05 WIB
Penulis: Fitra Herdian Ariestianto, Ervan Yudhi Triatmoko | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Grafis: Yanto/Indosport.com
Erick Ibrahim salah satu pemain di Timnas Indonesia di Sea Games 1991. Foto: Fitra Herdian/INDOSPORT Copyright: © Grafis: Yanto/Indosport.com
Erick Ibrahim salah satu pemain di Timnas Indonesia di Sea Games 1991. Foto: Fitra Herdian/INDOSPORT

INDOSPORT.COM - Erick Ibrahim menjadi salah satu saksi sejarah kehebatan timnas Indonesia saat meraih medali emas SEA Games 1991 di Filipina. Sebuah prestasi membanggakan yang hingga kini belum pernah bisa diulang.

Secara eksklusif kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Erick Ibrahim menceritakan perjalanan timnas Indonesia di SEA Games 1991, mulai dari persiapan yang menguras tenaga sampai menekuk Thailand di final lewat drama adu penalti.

Saat itu, Erick Ibrahim menjadi salah satu penjaga gawang yang dibawa pelatih Anatoli Polosin ke SEA Games 1991. Dia menjadi deputi kiper utama Eddy Harto.

Meski Eddy Harto jauh lebih senior, namun Erick yang saat itu masih berusia 23 tahun sama sekali tak merasa canggung. Malahan, keduanya memiliki hubungan spesial, baik di dalam maupun luar lapangan.

“Waktu itu tak ada pelatih kiper sehingga saya dan Eddy Harto berlatih secara mandiri. Kebetulan pelatih Anatoli Polosin hanya membawa dua kiper, termasuk saya,” kata Erick Ibrahim kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT.

Bagi Erick, Eddy Harto merupakan sosok panutan yang bisa membimbing pemain muda. Bahkan, keduanya seperti tidak bisa dipisahkan selama membela timnas Indonesia di ajang SEA Games 1991.

“Saya satu kamar dengan Eddy Harto dan Toyo Haryono (bek). Bisa dibilang saya tidak pernah pisah sama Eddy. Dia sudah seperti kakak saya sendiri," cetusnya.

“Eddy Harto adalah panutan bagi saya. Selama SEA Games 1991 saya menjadi kiper kedua, tapi sama sekali tidak pernah merasa iri. Dia adalah orang paling bisa mengayomi. Malah saya yang kadang kurang ajar karena waktu masih muda,” kenang Erick Ibrahim sambil tertawa.

Kisah persahabatan Erick Ibrahim dengan Eddy Harto menjadi warna tersendiri dalam skuat timnas Indonesia di SEA Games 1991. Erick sendiri mencatatkan sekali penampilan, yakni ketika menghadapi Filipina di babak penyisihan grup.

Dengan Eddy Harto sebagai kiper utama dan Erick Ibrahim yang menjadi pelapisnya, timnas Indonesia mengukir sejarah emas meraih medali emas SEA Games 1991.

"Saya ingat waktu itu posisi kami sudah aman sehingga pelatih Anatoli Polosin menurunkan saya dan beberapa pemain pelapis lainnya di laga pamungkas fase grup melawan Filipina," ujarnya. 

Di final, Tim Garuda mempersembahkan medali emas bagi Indonesia setelah menang dramatis melalui adu penalti 4-3 atas Thailand menyusul hasil sama kuat tanpa gol sepanjang waktu normal di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina.

"Waktu dipastikan adu penalti tentu saja jantung kami berdebar-debar. Saya mungkin tidak main, tapi tetap saja ikut tegang di bench," ucap Erick Ibrahim.

"Saya ikut menyemangati Eddy Harto. Ayo kamu bisa Ed! Begitu eksekusi penentu Thailand digagalkan oleh Eddy, rasanya senang bukan kepalang. Tak terbayangkan deh rasanya waktu itu," imbuhnya.

Berangkat dari Pesimisme

Erick Ibrahim melanjutkan, keberhasilan timnas Indonesia meraih medali emas SEA Games 1991 bisa dibilang sangat mengejutkan karena sejatinya Indonesia bukanlah favorit juara. Mereka bahkan mengiringi langkah ke Filipina dengan rapor jeblok di laga uji coba.

"Kami memang diberi target juara oleh PSSI, tapi siapa yang menyangka. Orang-orang semua pesimistis. Tak heran sih karena persiapan menuju SEA Games 1991 begitu jeblok. Kami sering menelan hasil buruk di laga uji coba," tutur Erick Ibrahim.

Namun, berkat latihan keras dan taktik jenius ala Anatoli Polosin, timnas Indonesia memetik buah manis berupa medali emas SEA Games 1991.

"Latihan kami sangat berat dan tak kenal ampun, tapi ada hasilnya. Dia benar-benar menempa fisik kami. Strateginya juga simpel. Pertahanan diprioritaskan. Prinsip Polosin adalah semakin sedikit serangan mengancam kami, semakin besar kans clean sheet," cetusnya.

Beralih ke SEA Games tahun ini yang kebetulan juga berlangsung di Filipina, Erick Ibrahim berharap timnas Indonesia U-23 bisa mengakhiri paceklik gelar selama hampir tiga dekade, tepatnya 28 tahun, sejak 1991.

"Saya melihat ada harapan setelah menyaksikan pertandingan uji coba melawan Iran beberapa waktu lalu. Saya yakin Indonesia U-23 bisa menembus final dan mudah-mudahan membawa pulang medali emas," pungkasnya.

Erick Ibrahim menjadi satu di antara 18 pemain dalam skuat juara SEA Games 1991 yang diulas satu per satu oleh INDOSPORT. Nantikan ulasan tentang pemain lainnya.