Bola Internasional

Syed Saddiq Klaim Video Penganiayaan Suporter Indonesia di Malaysia Hoax

Jumat, 22 November 2019 19:29 WIB
Penulis: Bayu Wira Handyan | Editor: Lanjar Wiratri
© Malaysia Kini
Syed mengklaim video penganiayaan suporter Malaysia terhadap suporter Indonesia yang beredar merupakan hoax dapat memicu perseteruaan antara dua negara serumpun ini. Copyright: © Malaysia Kini
Syed mengklaim video penganiayaan suporter Malaysia terhadap suporter Indonesia yang beredar merupakan hoax dapat memicu perseteruaan antara dua negara serumpun ini.

INDOSPORT.COM – Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddiq, memberikan klarifikasi terkait isu penganiayaan dan penusukan yang dilakukan oleh suporter Malaysia kepada suporter Indonesia. Syed mengklaim video penganiayaan yang beredar merupakan hoax dapat memicu perseteruaan antara dua negara serumpun ini.

Dalam klarifikasi yang diunggah olehnya di akun twitter pribadi miliknya, Syed menegaskan jika kabar penusukan dan penganiayaan yang terjadi setelah laga kualifikasi Piala Dunia 2020 tersebut sebagai sebuah fitnah.

Dirinya juga menghimbau kepada rekan-rekan yang berada di Indonesia untuk tidak mempercayai video penganiayaan dan penusukan yang sempat viral kemarin itu.

Syed menambahkan jika dirinya telah membuat laporan resmi ke pihak kepolisian Malaysia yang lalu terhubung ke pihak kepolisian Indonesia terkait aksi brutal tersebut.

Menurutnya, video penganiayaan tersebut adalah hoax dan tidak ada kaitannya dengan laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2020 antara Malaysia vs Indonesia yang berlangsung di Bukit Jalil kemarin.

Di akhir videonya, Syed menegaskan jika dirinya tidak menginginkan perseteruan yang terjadi antara dua negara yang bertetangga ini. Baginya, Malaysia dan Indonesia adalah saudara serumpun dan video yang sempat viral kemarin itu berpotensi merusak keutuhan dua bangsa ini.

Seperti diketahui, dalam video yang sempat viral kemarin terlihat dengan jelas bagaimana suporter Indonesia dipukuli dan dianiaya secara brutal oleh segerombolan suporter Malaysia.