In-depth

Seto Nurdiantoro dan Dominasi Sukses Pelatih Asing Di Liga 1 2019

Sabtu, 21 Desember 2019 15:09 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro didampingi Bagus Nirwanto dalam jumpa pers di Bali United Cafe, Minggu (21/07/19). Foto: Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT Copyright: © Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro didampingi Bagus Nirwanto dalam jumpa pers di Bali United Cafe, Minggu (21/07/19). Foto: Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT

INDOSPORT.COM - Seto Nurdiantoro berhasil mencuat sebagai satu-satunya pelatih lokal yang bisa bertahan hingga akhir Liga 1 2019, sekaligus menyamai sejumlah pelatih asing.

Sebanyak 13 pelatih menjadi korban keganasan kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia, Liga 1 2019. Dari nama-nama pelatih yang mengalami pemecatan atau mengundurkan diri itu, mayoritas adalah pelatih lokal asli Indonesia.

Namun diantara banyaknya korban pelatih lokal, ada satu nama yang mampu bertahan hingga akhir kompetisi Liga 1 2019. Yakni pelatih PSS Sleman Seto Nurdiantoro.

Seto mampu mencuat menjadi satu-satunya pelatih lokal yang bertahan selama Liga 1 2019, bersama enam pelatih lainnya yang berasal dari luar negeri.

Selain Seto, enam nama lainnya adalah pelatih Bali United Stefano Cugura Teco, Mario Gomez dari Borneo FC, Robert Rene Albert dari Persib Bandung, Milomir Selslija di Arema FC dan Gomes de Olivera di Kalteng Putra. 

Keberhasilan Seto Nurdiantoro bertahan hingga akhir Liga 1 2019 juga semakin menarik, sebab dirinya bisa mengalahkan nama-nama besar pelatih lokal lainnya. Seperti Djajang Nurjaman, Rahmad Darmawan, hingga Aji Santoso.

Seto Nurdiantoro yang Tak Sepenuhnya Aman

Mampu bertahan hingga akhir Liga 1 2019, posisi Seto Nurdiantoro sebagai pelatih PSS Sleman sebenarnya tak selalu mulus sepanjang musim.

Membawa sebuah tim yang baru promosi dari Liga 2 musim lalu, posisi Seto sempat beberapa kali goyah lantaran hasil minor yang didapat timnya dalam beberapa kesempatan secara berturut.

Misalnya pada pertengahan Juli, ketika dirinya gagal membawa PSS Sleman meraih kemenangan di dua pertandingan secara berturut.

Saat itu, Seto sempat menyatakan kemungkinannya akan mundur jika di pertandingan berikutnya kembali gagal membawa PSS Sleman meraih kemenangan.

Sial buat Seto, justru benar mereka kembali gagal di pertandingan berikutnya dengan hanya bermain imbang 2-2 dari Barito Putera.

Namun, dukungan luar biasa dari suporter PSS Sleman, dengan membuat koreografi nama Seto di tribun, membuat pelatih 45 tahun itu memantapkan diri terus bertahan di klub berjuluk Super Elang Jawa itu.

Sebagai pelatih dari tim promosi, pada akhirnya memang sangat wajar jika Seto Nurdiantoro bisa selamat dari Liga 1 2019 hingga akhir musim. Sebab, dengan materi pemain yang tak banyak nama besar, dirinya bisa membawa PSS Sleman bersaing di papan tengah Liga 1 2019 hingga akhir musim ini.