Bola Internasional

ASEAN Club Championship, Pelepas Dahaga dan Solusi 'Jatah Asia' Klub Liga 1

Selasa, 31 Desember 2019 06:16 WIB
Editor: Abdurrahman Ranala
© INDOSPORT
Lambang Timnas Indonesia dan logo AFF. Copyright: © INDOSPORT
Lambang Timnas Indonesia dan logo AFF.

INDOSPORT.COM - ASEAN Club Championship akan digelar pada tahun 2020. Bisakah ASEAN Club Championship menjadi solusi pembagian jatah kompetisi Asia di klub Liga 1?

Kompetisi sepak bola antarklub di Asia Tenggara akhirnya digelar kembali di tahun 2020. Dengan tajuk, ASEAN Club Championship (ACC), 12 tim terbaik akan bersaing untuk meraih trofi juara. 

Akan ada 10 tim yang lolos ke fase grup, lalu ada 5 tim yang akan bersaing di babak kualifikasi untuk meraih 2 tiket tersisa. 

Babak kualifikasi ASEAN Club Championship direncanakan digelar pada 4 Maret 2020. Kompetisi utamanya akan berlangsung antara Mei - November 2020. 

Indonesia mendapatkan 2 jatah di ACC 2020 dan akan lolos langsung ke fase grup. PSSI pun memberikan 2 jatah tersebut kepada Bali United dan Persebaya Surabaya selaku juara dan runner up Liga 1 2019. 

Sekilas Tentang ASEAN Club Championship 

ASEAN Club Championship pertama kali digelar pada tahun 2003 dengan Indonesia sebagai tuan rumahnya. Stadion Utama Gelora Bung Karno dan Stadion Petrokimia menjadi venue turnamen ini. 

Turnamen sejatinya diikuti oleh 12 tim, namun wakil Myanmar Finance and Revenue mengundurkan diri. Saat pertama kali digelar, turnamen ini disponsori oleh produk elektronik LG sehingga lebih populer dengan nama LG Cup. 

Saat pertama kali digelar, Indonesia diwakili oleh Petrokimia Putra Gresik dan Persita Tangerang yang merupakan juara dan runner up Ligina 2002. 

ACC sendiri kembali digelar pada tahun 2005, namun kemudian absen cukup lama. Sempat akan digelar pada tahun 2012 namun urung terlaksana. 

Hingga akhirnya pada tahun 2020 ajang ini resmi akan digelar kembali. 

Pelepas Dahaga

Selain Piala AFF U-19 2013, Piala AFF U-16 2018, dan Piala AFF U-22 2019 nyaris tidak ada lagi gelar yang dimenangkan oleh Indonesia di ajang sepak bola Asia Tenggara setidaknya sejak SEA Games 1991. 

Dahaga gelar tersebut juga dirasakan di level klub. Saat ACC digelar tahun 2003, Indonesia yang menjadi tuan rumah hanya menempati peringkat ke-3, berkat Petrokimia Putra Gresik. 

Sedangkan pada ACC 2005, Indonesia tidak ambil bagian dan tak mengirimkan wakilnya. Hadirnya ACC 2020 bisa menjadi penghilang dahaga gelar bagi Indonesia di kancah Asia Tenggara. 

Solusi 'Jatah Asia' 

Jatah ke kompetisi Asia bagi wakil Indonesia bisa dibilang hanya 2,5 saja. Satu wakil lolos langsung ke fase grup jika tidak lolos ke Liga Champions Asia, dalam hal ini Bali United sebagai juara Liga 1 2019. 

Satu wakil lagi harus mengikuti babak kualifikasi, dalam hal ini PSM Makassar sebagai juara Piala Indonesia 2019. Sedangkan satu tim lagi adalah Persebaya Surabaya yang berada dalam daftar tunggu. 

Jika Bali United lolos ke Liga Champions Asia, maka Persebaya akan tampil di AFC Cup 2020. Tetapi jika tidak, Persebaya tak akan ambil bagian di kompetisi Asia. 

Bahkan lebih buruknya lagi, jika PSM Makassar gagal di kualifikasi, bisa jadi hanya akan ada satu klub Indonesia yang bermain di kompetisi Asia tahun depan. 

Dengan adanya ASEAN Club Championship, akan menjadi solusi bagi 'jatah Asia' klub Liga 1. Untuk tahun 2020, Persebaya Surabaya sebagai runner up Liga 1 2019 diuntungkan karena dapat berlaga di kompetisi antarklub di ASEAN.

Kedepannya, jatah klub untuk mengikuti ACC 2021 dan seterusnya bisa saja diberikan kepada tim lain seperti runner up Piala Indonesia, atau peringkat ke-3 Liga 1. 

Hal itu bisa saja terjadi apabila juara Liga 1 bermain di Liga Champions Asia, juara Piala Indonesia dan runner up Liga 1 bermain di AFC Cup. 

Dengan begitu, jatah ke ASEAN Club Championship bisa diberikan kepada peringkat 3 Liga 1 dan runner up Piala Indonesia.

Sehingga, semakin banyak klub Indonesia yang bisa tampil di kompetisi bergengsi antarklub di regional ASEAN maupun Asia.