In-depth

Bali United Jorjoran di Bursa Transfer, Langkah yang Tepat Atau Blunder?

Jumat, 3 Januari 2020 13:41 WIB
Editor: Coro Mountana
© adhyasta.com/galerypng.blogsport.com
Bali United Jorjoran di Bursa Transfer, Langkah yang Tepat Atau Blunder? Copyright: © adhyasta.com/galerypng.blogsport.com
Bali United Jorjoran di Bursa Transfer, Langkah yang Tepat Atau Blunder?

INDOSPORT.COM – Bali United menyambut musim 2020 yang sangat padat dengan cara jorjoran di bursa transfer, langkah yang tepat atau blunder?

Tahun 2020 akan menjadi musim yang sangat berat bagi Bali United karena mereka akan bermain di 4 kompetisi berbeda. Mulai dari Liga Champions Asia, Liga 1, Piala Indonesia, hingga ASEAN Championship Club.

Bahkan jika Bali United tersingkir di kualifikasi Liga Champions Asia, maka mereka akan mengikuti kompetisi kelima di musim ini yaitu Piala AFC. Oleh karena itu, tak heran apabila Bali United terlihat jorjoran dalam transfer pemain Liga Indonesia kali ini.

Setidaknya hingga berita ini diturunkan, ada 4 pemain yang sudah merapat ke Bali United yaitu Hariono, Gavin Kwan Adsit, Nadeo Argawinata, dan Muhammad Rahmat. Akan tetapi, apakah cara Bali United untuk jorjoran di bursa transfer merupakan langkah yang tepat atau justru blunder?

Serupa Tapi Tak Sama dengan Persija Jakarta

Jika dibandingkan dengan musim lalu, tampak langkah yang diambil Bali United serupa tapi tak sama dengan Persija Jakarta. Bali United serupa dengan Persija Jakarta dengan jorjoran di bursa transfer tetapi ada hal yang membedakan di antara dua tim tersebut.

Perlu dipahami Persija Jakarta di musim lalu jorjoran untuk mendatangkan Steven Paulle, Jakhongir Abdumuminov, hingga Bruno Matos guna mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Rohit Chand, Renan Silva, hingga Jaimerson.

Dengan kata lain, langkah yang diambil oleh Persija Jakarta saat itu adalah tambal sulam skuat jelang Liga Champions Asia. Di jajaran pelatih pun, Persija harus ditinggalkan oleh Stefano Cugurra Teco ke Bali United sehingga harus digantikan Ivan Kolev.

Hasilnya, Persija Jakarta akhirnya terseok-seok di awal musim hingga berujung pada pemecatan Ivan Kolev. Kedatangan kembali Rohit Chand dan pencoretan Neguete di awal musim pun tidak menolong banyak hingga akhirnya datang Edson Tavares di pertengahan musim.

Situasi yang dialami Persija tentu berbeda dengan Bali United yang tetap memertahankan tulang punggung tim seperti Stefano Lilipaly hingga Ilija Spasojevic. Teco pun masih tetap menyatakan kesetiaannya kepada Bali United.

© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Stefano Cugurra Teco bersama istri dan anaknya usai dinobatkan sebagai pelatih terbaik Liga 1 2019. Copyright: Nofik Lukman Hakim/INDOSPORTStefano Cugurra Teco bersama istri dan anaknya usai dinobatkan sebagai pelatih terbaik Liga 1 2019.

Dengan komposisi skuat tak berubah banyak dan dilatih oleh pelatih yang sama, tentu Bali United berharap dapat melangkah jauh di kompetisi tingkat Asia dan berprestasi di dalam negeri.

Namun untuk menilai langkah yang diambil Bali United untuk jorjoran di transfer pemain itu blunder atau tepat, tampaknya hanya waktu yang akan menjawabnya karena tetap ada faktor non teknis yang akan berpengaruh nanti.