Pemburu di Manchester Biru, Kisah Inspiratif Pemuda Indonesia di Inggris

Jumat, 7 Februari 2020 18:45 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Indra Citra Sena
© Dok. film Pemburu di Manchester Biru
Pemburu di Manchester Biru adalah sebuah film mengenai seorang pria asal Indonesia, Hanif Thamrin. Copyright: © Dok. film Pemburu di Manchester Biru
Pemburu di Manchester Biru adalah sebuah film mengenai seorang pria asal Indonesia, Hanif Thamrin.

INDOSPORT.COM - Hanif Thamrin, seorang pemuda Indonesia mendapatkan pengalaman hidup berharga saat merantau di Inggris. Dia meniti karier sebagai jurnalis di klub elite Liga Inggris, Manchester City.

Kisah hidup Hanif tersebut awalnya dituangkan dalam sebuah buku. Lalu kini dijadikan film berjudul "Pemburu di Manchester Biru" yang tayang perdana pada Kamis (6/2/20).

Kata "pemburu" lekat dengan keseharian wartawan dalam mencari berita. Mereka dikejar waktu supaya bisa mendapatkan informasi yang kemudian disajikan kepada publik.

Sosok Hanif dalam film ini diperankan oleh Adipati Dolken. Lalu ada pula aktor Ganindra Bimo yang berperan sebagai Pringga, sahabat karib Hanif Thamrin.

Hanif mengatakan bahwa tidak mudah meniti karier sebagai jurnalis di Manchester City. Dia baru merasakan kenyamanan kerja setelah beberapa bulan berada di sana.

"Tiga bulan pertama hidup di sana memang sulit. Yang membuka diri pertama justru orang-orang Spanyol," kata Hanif Thamrin dalam sesi konferensi pers di Kuningan, Jakarta Selatan.

Adipati sendiri mengakui memerankan Hanif membuatnya sadar, mengejar konten berita itu amat melelahkan. Dia menganggap film "Pemburu di Manchester Biru" memberi tantangan berbeda.

"Jadi orang yang kejar konten itu melelahkan ya ternyata. Cukup sulit dan menantang," tutur pria berusia 28 tahun tersebut.

Reza Hidayat selaku produser bercerita, pengerjaan film ini memakan waktu dua tahun untuk tayang, dimulai dari proses syuting selesai. Mereka harus berhadapan dengan segala syarat ketat guna mendapatkan hak penggunaan gambar milik Manchester City.

"Perjalanan panjang salah satunya mendapatkan right footage. Tapi, memang tidak mudah untuk klub sebesar Manchester City," kata Reza Hidayat.

Setelah akhirnya film bisa dilepas ke publik, seluruh pihak yang terlibat merasa lega. Mereka berharap cerita yang disajikan bisa memberi inspirasi kepada banyak orang.