In-depth

Persebaya vs Persija dan 3 Final Legendaris Penentu Mahkota Juara

Kamis, 20 Februari 2020 13:15 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© INDOSPORT
Ilustrasi rivalitas Persija Jakarta vs Persebaya Surabaya di sepak bola Indonesia. Copyright: © INDOSPORT
Ilustrasi rivalitas Persija Jakarta vs Persebaya Surabaya di sepak bola Indonesia.

INDOSPORT.COM - Persebaya Surabaya bakal bertemu dengan lawan bebuyutannya, Persija Jakarta, di final Piala Gubernur Jatim 2020 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Kamis (20/02/20). 

Partai pramusim rasa final Liga Indonesia ini kembali terasa spesial karena kedua tim dihuni pemain-pemain bintang. Bahkan, Persebaya dan Persija jadi kandidat kuat perebut juara Liga 1 2020. 

Tim Persebaya Surabaya memulai musim ini dengan persiapan matang. Runner-up Liga 1 musim lalu itu saat ini dihuni oleh bintang-bintang baru seperti Patrich Wanggai, Rivky Mokodompit, Makan Konate, dan Mahmoud Eid.

Para bintang baru itu bergabung dengan pemain-pemain lama seperti David Da Silva, Irfan Jaya, Hansamu Yama, hingga Rachmat Irianto. Kekuatan Persebaya bertambah dengan keberadaan pelatih Aji Santoso. 

Sementara itu sang rival, Persija Jakarta, tak kalah wah. Tim Macan Kemayoran mendatangkan deretan nama beken seperti Evan Dimas, Marc Klok, Otavio Dutra, Osvaldo Haay, sampai eks pemain AS Roma, Marco Motta. 

Pertemuan besar antara Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta sejatinya bukan sekali ini saja terjadi. Kedua tim legendaris ini sudah saling berkompetisi di era Perserikatan

Jakarta dan Surabaya memang jadi sentra sepak bola nasional sejak era 1930-an. Mereka sering bertemu di partai-partai krusial dan bahkan sejumlah final penting. 

Jika menarik ke belakang, rivalitas Persebaya vs Persija mulai muncul pada dekade 50-an. Pada tahun 1950 dan 1951 kedua tim dua kali bertemu di partai final. 

Kala itu Persija yang diperkuat oleh Tan Liong Houw, Kwee Kiat Sek, dan Arnold van der Vin harus takluk dua kali dari Persebaya yang diperkuat oleh Bhe Ing Hien, Liem Thiong Hoo, dan Thee San Liong. 

Rivalitas ini terus berlanjut sampai dekade 70-an sampai era Liga 1. Untuk menyambut partai final Piala Gubernur sore nanti, kami pun telah memilihkan tiga final alias laga pamungkas terbaik antara Persebaya vs Persija.

1. Final Perserikatan 1977

Pertemuan pertama yang melegenda adalah laga final Perserikatan tahun 1977. Di musim itu kedua tim sudah menyandang predikat tim kuat. 

Partai final di Stadion Gelora Bung Karno itu pun jadi laga tak terlupakan bagi kedua tim maupun sepak bola Indonesia. 

Persebaya menatap laga final 1977 sebagai wadah balas dendam final panas 1973 kala mereka dikalahkan Macan Kemayoran. Misi balas dendam Bajul Ijo pun terwujud. 

Persija yang saat itu diperkuat oleh pemain bintang seperti Andi Lala dan Anjas Asmara kalah dramatis dengan skor 4-3 dari Persija yang diperkuat oleh Rudy Keltjes. 

Persija sejatinya unggul lebih dulu lewat gol Taufik Saleh pada menit ke-5. Namun, Persebaya sanggup menyamai melalu gol Hadi Ismanto pada menit 20'. 

Persija yang tampil di depan puluhan ribu suporternya di Senayan, kembali unggul lagi-lagi lewat aksi Taufik Saleh pada menit 28'. 

Babak kedua permainan Persebaya membaik. Pada menit 54' mereka sanggup menyamakan skor menjadi 2-2 lewat Hadi Ismanto. Keunggulan Persebaya diperbesar melalui gol sang legenda, Rudy Keltjes pada menit 63'. 

Persebaya makin di atas angin lewat gol keempatnya melalui Joko Malis pada menit 69'. Persija pun hanya mampu memperkecil kedudukan melalui Andi Lala pada menit 78'. 

Setelah saling balas serangan, skor 4-3 pun tetap bertahan untuk kemenangan Persebaya. Trofi tahun 1977 menjadi gelar juara ke-3 Persebaya kala itu. 

2. Final Perserikatan 1988 

Kedua tim kembali dipertemukan 10 tahun kemudian pada final Perserikatan 1988. Persebaya kembali ke partai puncak Perserikatan setelah tahun 1987 dikalahkan oleh PSIS Semarang.  

Sementara bagi Persija, ini adalah partai final pertama setelah terakhir kali menggapainya tahun 1978. Aroma rivaltias pun langsung tercium sebelum laga dimulai di Stadion Senayan. 

Sama seperti final tahun 1977, kejar mengejar gol kembali terjadi di pertemuan tahun 1988 ini. Kali ini, Persebaya lagi-lagi sanggup mengungguli Persija lewat kemenangan 3-2 setelah melewati babak perpanjangan waktu. 

Tiga gol Persebaya dicetak oleh Budi Yohanes, Mustaqim, dan Yongki Kastanya. Sementara dua gol Persija diciptakan oleh Tiastono Taufik dan Kamaruddin Betay. 

3. Divisi Utama/Liga Indonesia 2004

Persaingan kali ini mungkin tak tersaji dalam laga final turnamen. Namun, sekali lagi kedua tim dihadapkan pada persaingan tangga juara pada Liga Indonesia tahun 2004. 

Dengan mengusung format kompetisi penuh, tiga tim yakni Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, dan PSM Makassar saling bersaing di posisi tiga teratas. 

Pada pekan terakhir Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta harus saling bertemu. Kemenangan menjadi harga mati bagi Persija untuk bisa menggondol gelar juara. 

Sementara bagi Persebaya hasil imbang semestinya cukup untuk menjaga poin dari Persija. Namun demi mengamankan titel juara, mereka mesti meraih tiga angka lantaran PSM Makassar siap menyalip dari posisi ketiga. 

Partai yang ditunggu-tunggu fans kedua tim pun tersaji di Stadion Gelora 10 November, Surabaya. Puluhan ribu Bonek Mania memadati stadion. Sementara Persija didukung oleh segelintir Jakmania plus puluhan mahasiswa di Jakarta. 

Persebaya yang main lebih semangat akhirnya memenangkan laga dengan skor 2-1. Dua gol Persija diciptakan oleh Danilo Fernando (5') dan Luciano de Souza (53'). 

Sementara gol balasan Macan Kemayoran lahir berkat bunuh diri pemain belakang Bajul Ijo, Mat Halil (50'). 

Klasemen akhir pun menempatkan Persebaya di posisi pertama dengan 61 poin unggul selisih gol atas PSM yang juga mengemas 61 poin. Sementara Persija harus puas duduk di posisi ketiga dengan margin tipis 60 poin.