Liga Champions

Juventus Kalah dari Lyon di Liga Champions, Dosa Besar Maurizio Sarri atau Cristiano Ronaldo?

Kamis, 27 Februari 2020 11:36 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Matteo Bottanelli/NurPhoto via Getty Images
Kekalahan Juventus dari Olympique Lyon di Liga Champions, mungkin menjadi dosa besar salah satu pihak antara Maurizio Sarri atau Cristiano Ronaldo. Copyright: © Matteo Bottanelli/NurPhoto via Getty Images
Kekalahan Juventus dari Olympique Lyon di Liga Champions, mungkin menjadi dosa besar salah satu pihak antara Maurizio Sarri atau Cristiano Ronaldo.

INDOSPORT. COM - Kekalahan Juventus dari Olympique Lyon di laga leg pertama Liga Champions, Kamis (27/02/20) dini hari WIB tadi, mungkin menjadi dosa besar salah satu pihak antara Maurizio Sarri atau Cristiano Ronaldo.

Hasil pahit memang harus diterima Juventus saat bertanding kontra Olympique Lyon semalam. Bertindak sebagai tim tamu, Juventus dipaksa menyerah dengan skor tipis 0-1.

Juventus sudah harus tertinggal saat laga baru berjalan 31 menit. Gelandang Lyon, Lucas Tousart, sukses memanfaatkan umpan silang rekannya untuk merobek jala gawang Juventus yang dikawal Wojciech Szczesny.

Setelah mendapati gawangnya kebobolan, Juventus terus berusaha mengurung pertahanan Lyon. Namun lini belakang Lyon masih terlalu tangguh untuk dibongkar, sehingga papan skor tak berubah hingga akhir laga.

Akibat hasil ini, Juventus mau tidak mau pulang ke Italia dengan tangan kosong. Tak ada modal gol tandang, skuat Si Nyonya Tua minimal wajib menang dengan margin dua gol di laga leg kedua mendatang.

Kalau mau berkaca pada keseluruhan jalannya pertandingan, mungkin akan ada dua sosok yang patut mendapat sorotan atas kekalahan Juventus, yakni Maurizio Sarri dan Cristiano Ronaldo. Keduanya tampak tak bisa memberikan kontribusi maksimal, sehingga hasil miris untuk Juventus pun datang.

Namun dari kedua nama tadi, siapa yang paling berdosa besar? Apakah racikan strategi Sarri yang kurang ampuh, atau Ronaldo yang perannya di atas lapangan bak mengilang ditelan bumi?

Dosa Maurizio Sarri

© Filippo Alfero - Juventus FC/Juventus FC via Getty Images
Maurizio Sarri pelatih Juventus Copyright: Filippo Alfero - Juventus FC/Juventus FC via Getty ImagesMaurizio Sarri pelatih Juventus

Maurizio Sarri menginstruksikan anak asuhnya bermain dengan skema 4-3-3. Formasi ini diharapkan bisa mendulang minimal modal gol tandang, atau bahkan memenangkan laga.

Menghadapi Lyon yang mengandalkan skema 3-4-3, strategi racikan Sarri terlihat berjalan sesuai rencana sejak menit awal laga. Bagaimana tidak, Juventus bertindak sebagai tim tamu, tapi langsung mampu mendominasi penguasaan bola.

Sayangnya, dominasi yang dilakukan Juventus pada babak pertama kurang menggigit. Aliran bola tak berjalan cepat, sehingga serangan mudah dimentahkan tim Lyon.

Lini belakang Juventus juga gagal menjalankan tugasnya dengan baik. Tekanan lebih mengancam malah diperlihatkan Lyon yang sejatinya cuma menerapkan strategi serangan balik.

Sarri pun menyadari kekurangan dalam strategi racikannya. Bahkan Sarri tak mengerti alasan mengapa anak asuhnya gagal mengembangkan permainan sesuai rencananya.

"Kami kurang determinasi dan agresif saat menyerang, dan selama 15 menit kami juga tak bertahan dengan baik. Kami tak beruntung harus kebobolan saat De Ligt keluar karena cedera," kata Pelatih Juve, Maurizio Sarri dilansir Sky Sport Italia.

"Di babak kedua, kami tampil lebih baik. Tapi, ini belum cukup untuk laga Liga Champions. Saya tak mengerti mengapa, saya tak bisa membuat pemain paham betapa pentingnya menggerakkan bola dengan cepat," sambungnya.

Fakta yang makin memperlihatkan gagalnya taktik Sarri, adalah soal daya gedor lini serang Juventus. Sepanjang laga Juventus menguasai bola sebanyak 64 persen, dan mirisnya tak ada satu pun shoot on target yang berhasil dilepaskan ke gawang Lyon.

Artinya, Sarri gagal mengombinasikan trio lini serangnya, Juan Cuadrado, Paulo Dybala, dan Cristiano Ronaldo, agar tampil tajam. Barisan tengah yang dipasang, Rodrigo Bentancur, Miralem Pjanic, serta Adrien Rabiot, juga tak berdaya untuk menciptakan suplai bola kreatif.

Dosa Cristiano Ronaldo

© TF-Images/Getty Images
Cristiano Ronaldo dalam laga Serie A Italia Juventus vs Fiorentina. Copyright: TF-Images/Getty ImagesCristiano Ronaldo

Dosa besar tak hanya dilakukan oleh Maurizio Sarri saja. Mirip hubungan sebab akibat, gagalnya strategi Sarri, berpengaruh terhadap buruknya penampilan sang mega bintang Juventus, Cristiano Ronaldo.

Sepanjang pertandingan, Ronaldo yang menyisir sisi sayap kiri, tak bisa memberikan kontribusi maksimal. Tidak ada peluang emas yang dicatatkannya sama sekali, baik dari segi sepakan ataupun pergerakan menggiring bola.

Whoscored mencatat, Ronaldo semalam total melepaskan empat tendangan. Hasilnya, dua tendangan melenceng dari sasaran, dan dua lainnya berhasil diblok bek-bek Lyon.

Ronaldo bahkan cuma satu kali mencatatkan dribble sukses. Kemampuan duel udara yang biasa jadi senjata andalan Ronaldo, cuma sekali berhasil dilakukan.

Padahal kalau dilihat ke lima pertandingan sebelum jumpa Lyon, Ronaldo tampil begitu ganas. Lima laga sebelumnya, Ronaldo sukses memborong enam gol.

Segala catatan buruk tersebut, membuat Ronaldo hanya mendapatkan rating 6,0 versi Whoscored. Angka ini merupakan yang terburuk di antara pemain Juventus lainnya, sekaligus menyamai rating kiper Wojciech Szczesny.

Melihat berbagai penjabaran di atas, siapakah yang menurut kalian memiliki dosa paling besar? Sarri dengan strategi yang tak berjalan baik, atau Ronaldo yang tampil begitu buruk semalam?