In-depth

Skenario Rekor yang Ambyar di Vicarage Road, Bukti Liverpool Juga 'Manusia'

Minggu, 1 Maret 2020 08:51 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Julian Finney/GettyImages
Apa yang terjadi di Vicarage Road dini hari tadi jadi bukti paling sahih bahwa Liverpool juga 'manusia' di musim 2019-2020 ini. Copyright: © Julian Finney/GettyImages
Apa yang terjadi di Vicarage Road dini hari tadi jadi bukti paling sahih bahwa Liverpool juga 'manusia' di musim 2019-2020 ini.

INDOSPORT.COM - Apa yang terjadi di Vicarage Road dini hari tadi jadi bukti paling sahih bahwa Liverpool juga 'manusia' di musim 2019-2020 ini. 

Liverpool akhirnya menorehkan kekalahan di pekan ke-27 Liga Inggris ketika mereka bertandang ke markas Watford, Vicarage Road, Minggu (01/03/20) dini hari WIB.

Secara mengejutkan, tim penghuni zona degradasi, Watford, mampu mengakhiri rekor tak terkalahkan Liverpool di Liga Inggris dengan kemenangan telak 3-0.

Tiga gol tim tuan rumah tersebut dihasilkan melalui kreasi catatan brace Ismaila Sarr dan satu gol dari sang kapten, Troy Deeney.

Hasil ini tentu sangat mengcewakan bagi skuad The Reds dan para fans. Tak ada yang menyangka Liverpool harus kalah dengan tiga gol tanpa balas. Walau masih dominan di Liga Inggris, namun langkah mereka untuk jadi tim super musim ini resmi terhenti. 

Apa yang terjadi di Vicarage Road dini hari tadi jadi bukti paling sahih bahwa Liverpool juga 'manusia' di musim 2019-2020 ini. 

Tak Sesuper yang Dibayangkan

Liverpool benar-benar tampil luar biasa musim ini. Untuk pertama kalinya kita menyaksikan ada sebuah klub yang mampu unggul 22 poin atas rival terdekatnya di Liga Inggris, liga yang terkenal sangat kompetitif.  

Banyak orang menilai Liverpool merupakan tim terbaik dunia. Bahkan, kehebatan skuad asuhan Jurgen Klopp digadang-gadang bisa melebihi Barcelona era Guardiola, Bayern Munchen di tahun 2013, atau Real Madrid di masa kejayaan Cristiano Ronaldo. 

Julukkan tim super pun siap tersemat bagi Liverpool di akhir musim. Bagaimana tidak, The Reds berpotensi menjadi tim terbaik sepanjang masa di Liga Inggris. 

Sampai pekan ke-27, liverpool masih tampil tak terkalahkan. Jika terus bertahan hingga akhir musim, itu artinya Liverpool menyamai rekor invincible Arsenal musim 2003-2004 yang menggondol trofi tanpa merasakan kekalahan. 

Bahkan, The Reds bisa jadi yang terbaik sepanjang masa karena berpeluang besar memiliki catatan kemenangan yang lebih baik dari The Gunners. Liverpool cuma butuh 27 laga untuk menyamai jumlah kemenangan Arsenal di musim 2003-2004 (26 kemenangan).

Jika mampu tampil bersih sepanjang musim tanpa kekalahan, Liverpool juga otomatis memegang rekor sebagai tim dengan jumlah laga tak terkalahkan terbanyak di sejarah sepak bola Inggris. 

Namun, apa boleh buat, segala skenario itu harus ambyar hanya dalam satu malam di Vicarage Road, markas Watford. Liverpool yang mengoleksi 44 laga beruntun tanpa kalah dipastikan gagal menyalip rekor Arsenal yang memiliki catatan 49 laga tak terkalahkan. 

Liverpool juga dipastikan gagal menyamai rekor invincible Arsenal yang tak terkalahkan ketika menjuarai Liga Inggris 2003-2004. 

Terpuruk dalam Semalam

Dalam satu laga di Vicarage Road, sejumlah rekor buruk pun tertoreh yang sekaligus membuktikan bahwa Liverpool juga 'manusia' yang punya banyak kelemahan. 

Pertandingan melawan Watford jadi laga kedua dari 172 pertandingan liga Liverpool di bawah Jurgen Klopp di mana mereka cuma mencatatkan satu tembakan ke gawang. 

© Julian Finney/GettyImages
Bek Kiri Liverpool, Andy Robertson (kanan) menunjukkan ekspresi rasa tak percaya kepada rekan setimnya, Mohamed Salah usai dibobol ketiga kalinya oleh Watford dalam pertandingan Liga Inggris 2019-2020 pekan ke-28. Copyright: Julian Finney/GettyImagesBek Kiri Liverpool, Andy Robertson (kanan) menunjukkan ekspresi rasa tak percaya kepada rekan setimnya, Mohamed Salah usai dibobol ketiga kalinya oleh Watford dalam pertandingan Liga Inggris 2019-2020 pekan ke-28.

Permainan buruk seperti ini terakhir kali mereka lakoni saat menghadapi Chelsea pada Januari 2017 lalu di Anfield. Pada laga itu Liverpool harus berbagi poin usai main imbang 1-1. 

Kekalahan Liverpool dini hari tadi juga merupakan kekalahan terberat yang diderita tim pemuncak klasemen Liga Inggris atas tim penghuni zona degradasi sejak terakhir kali tahun 1985 saat Leicester City mengalahkan Manchester United 3-0. 

Kalah 3-0, itu artinya Liverpool telah kebobolan lebih dari satu gol dalam dua pertandingan beruntun Liga Inggris sejak terakhir kali mereka rasakan pada Desember 2016 silam. Sebelum laga melawan Watford, Liverpool menang 3-2 atas West Ham di Anfield. 

Liverpool untuk pertama kalinya juga tertinggal dua gol dalam pertandingan Liga Inggris sejak Maret 2018 lalu. Itu terjadi ketika menghadapi Manchester United di Old Trafford.

Tanda-tanda Kejatuhan Liverpool

Tanda-tanda penurunan performa Liverpool memang sudah terlihat dalam dua pekan terakhir ini. Sebelum kalah atas Watford, Liverpool juga nyaris tumbang di tangan West Ham.

Pada laga itu West Ham sempat unggul 2-1 di babak kedua melalui dua gol dari Issa Diop (12') dan Pablo Fornals (54'). Untung saja Sadio Mane mampu tampil sebagai pahlawan dengan golnya pada menit ke-81 yang kembali memberikan kemenangan bagi The Reds. 

Namun, di laga ini terlihat jelas sisi lemah Liverpool. Ternyata pertahanan Liverpool bisa dengan mudah dijebol.

Penampilan lebih buruk juga sudah ditunjukkan Liverpool di ajang Liga Champions Eropa beberapa hari sebelumnya. Bertandang ke markas Atletico Madrid di Wanda Metropolitano, Liverpool harus tumbang dengan skor tipis 1-0. 

Bahkan, pada laga itu Liverpool tak sekali pun menembakkan bola tepat ke arah gawang walau sanggup memegang 73 persen penguasaan bola. Tanda-tanda kejatuhan The Reds jelas mulai terendus. 

Puncaknya tentu saja adalah ketika mereka harus tumbang di markas Watford dini hari tadi. Tak tanggung-tanggung, The Reds harus kalah dengan tiga gol tanpa balas. 

Sejumlah rekor fantastis pun akhirnya gagal mereka raih hanya dalam satu malam. The Reds bahkan harus mengulangi sejumlah rekor negatif tim-tim Liga Inggris di masa silam.